Literasi News - Ada salah satu contoh akhlaq Nabi SAW yang diceritakan oleh Siti 'Aisyah RA dalam hadits di bawah ini:
عن عائشة رضي اللَّه عنها أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كَان يقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حتَّى تتَفطَرَ قَدمَاهُ، فَقُلْتُ لَهُ، لِمْ تصنعُ هذا يا رسولَ اللَّهِ، وقدْ غفَرَ اللَّه لَكَ مَا تقدَّمَ مِنْ ذَنبِكَ وما تأخَّرَ؟ قال: «أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أكُونَ عبْداً شكُوراً؟» متفقٌ عليه.
Dari Siti Aisyah RA bahwasanya Rasulullah SAW berdiri untuk beribadah dari sebahagian waktu malam sehingga pecah-pecahlah kedua tapak kakinya. Saya (Aisyah) lalu berkata padanya: “Mengapa Engkau berbuat demikian, ya Rasulullah, sedangkan Allah telah mengampuni dosa-dosa Engkau yang telah lalu dan yang kemudian?” Rasulullah SAW bersabda: “Tidakkah sudah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i).
Ada beberapa hal yang dapat kita ambil pelajaran dalam hadits di atas. Yang pertama, Nabi SAW dengan berbagai keutamaan dan kesempurnaan akhlaqnya, Allah SWT menjadikannya sebagai hamba Nya yang Ma'shum (dijamin diampuni semua dosa-dosanya). Namun beribadahnya penuh dengan kesungguhan tanpa menghiraukan ke ma'shuman nya, bahkan hingga kaki Beliau pecah dan bengkak.
Yang kedua, bentuk syukur akan ni'mat Allah SWT kepada hamba Nya dibuktikan dengan kesungguhan beribadah kepada Nya, yang puncak rasa syukur itu diwujudkan dengan terjaga dari sebagian malam untuk menghadap Pencipta melalui sholat dan untaian doa serta ucapan terima kasih kepada Nya.
Jika melihat dari hadits di atas, rasanya kita malu karena masih jauh untuk masuk kriteria hamba Allah yang bersyukur. Bahkan sering kali nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita malah dijadikan untuk ma'shiyat kepada Nya.
Baca Juga: Kabar Gembira, Akhirnya Ada 27.303 Formasi bagi Guru Agama di Rekrutmen PPPK 2021
Baca Juga: Kemenag Sibuk Susun Modul dan Soal Seleksi PPPK 2021. Kejar Target Panselnas
Ni'mat Allah SWT yang seharusnya menjadikan kita semakin tawadlu dan bersujud kepada Nya, malah seringkali menjadikan kita sombong dan angkuh karena kedloifan iman kita kepada Nya.