Literasi News - Dalam al Qur'an kata syaithan disebutkan sebanyak 87 kali dalam 36 surat. Kata syaithan dalam bahasa arab, tidak dijumpai padanan katanya dalam bahasa indonesia, sehingga kata ini diartikan menjadi kata setan.
Dalam ayat al Qur'an setan bukanlah makhluk tersendiri, apalagi sosok yang menakutkan. Melainkan setan adalah mengandung arti ba'ada yaitu sifat atau keadaan yang menjauhkan seseorang dari Allah SWT. Sifat atau keadaan ini ada pada manusia sendiri maupun jin.
Jika wujud setan adalah menakutkan tentulah tidak akan ada manusia yang tergoda oleh setan, sudah dipastikan mereka akan lari terbirit-birit karena takut setan yang menakutkan.
Dalam kenyataannya setan itu ada dalam perilaku konsumerisme yaitu gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan dan kesenangan, atau gaya hidup yang tidak hemat.
Ini yang dinyatakan dalam firman Allah SWT :
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا إِخْوٰنَ الشَّيٰطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 27)
Pola konsumsi dalam Islam lebih menekankan kepada pemenuhan kebutuhan, bukan kepada keinginan. Sebab kebutuhan bersifat terbatas tetapi keinginan memiliki sifat unlimited.
Baca Juga: Jelang Ramadan dan Lebaran, Pemerintah Jamin Persediaan Bahan Pokok Cukup dan Harga Terjangkau