319 Orang Meninggal Dunia dan 25 Dinyatakan Hilang akibat Kejadian Bencana Alam

- 2 November 2020, 20:02 WIB
Ilustrasi : Banjir akibat hujan lebat yang terjadi pada Minggu 1 November 2020, pukul 21.00 WIB di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur.
Ilustrasi : Banjir akibat hujan lebat yang terjadi pada Minggu 1 November 2020, pukul 21.00 WIB di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. /Dok. BNPB/TRC BPBD Kabupaten Pasuruan

Literasi News - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bahaya hidrometeorologi yang dapat berujung bencana. Memasuki musim hujan, fenomena La Nina dapat berdampak buruk pada curah hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

Data BNPB dari awal Januari hingga 31 Oktober 2020, bencana hidrometeorologi masih mendominasi kejadian bencana di Tanah Air. Hingga akhir Oktober 2020, total bencana alam berjumlah 2.401 kejadian. Jumlah korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi mencapai 319 jiwa meninggal dunia dan 25 jiwa dinyatakan hilang.

Kepala BNPB Doni Monardo mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga. Ia mengingatkan warga yang rumahnya berada di kemiringan lebih dari 30 derajat atau rawan longsor untuk lebih berhati-hati.

Baca Juga: Ini 4 Syarat yang harus Dipenuhi Jemaah yang akan berangkat Umrah Sesuai Keputusan Menteri Agama

Salah satu pemicu yang patut diwaspadai yaitu apabila terjadi curah hujan lebat dengan durasi lama. “Ikuti terus info BMKG,” ujar Doni yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui laman bnpb.go.id, Minggu 1 November 2020.

Sementara itu data BNPB hingga akhir Oktober 2020, total bencana alam berjumlah 2.401 kejadian. Jenis kejadian tertinggi yakni banjir sebanyak 865 kejadian. Sedangkan kejadian lainnya puting beliung 690, tanah longsor 447, kebakaran hutan dan lahan 321, gelombang pasang atau abrasi 29, kekeringan 29, gempa bumi 5 dan letusan gunung api 5.

Dari sejumlah kejadian tersebut, jumlah korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi mencapai 319 jiwa meninggal dunia, dengan rincian banjir 205 jiwa, tanah longsor 101, puting beliung 13, dan 25 jiwa dinyatakan hilang.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Guru Agama Konghucu Pun Serta 4 Guru Agama Lainnya Bakal Dapat Subsidi Gaji Kemenag

Doni juga meminta warga untuk mengantisipasi pohon yang mudah tumbang atau patah batangnya sehingga jangan berada di bawah pohon. “Serta waspadai tiang listrik yang korsleting dan roboh tertimpa pohon,” tambahnya.

Di saat hujan lebat yang disertai angin kencang, warga harus waspada apabila memilih tempat untuk berlindung. Hindari pohon atau pun papan baliho yang setiap saat dapat berpotensi roboh.

Pada awal September 2020 lalu, BNPB telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi.

Baca Juga: Potensi Bencana Tinggi, Ribuan Relawan Disiagakan

Di samping itu, setiap keluarga dapat meningkatkan upaya peringatan dini dengan memantau informasi cuaca dari BMKG yang dapat diakses dengan berbagai pendekatan seperti aplikasi Info BMKG maupun website dan media sosial dari instansi pemerintah.

Warga dapat memantu prakiraan cuaca harian hingga ke tingkat kecamatan melalui aplikasi Info BMKG sehingga dapat mempersiapkan atau mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi.

Warga dapat juga memberikan informasi terkait dengan kondisi terkini sehingga membantu otoritas setempat untuk penanganan darurat maupun kewaspadaan warga lainnya.***

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x