BMKG : Ada La Nina, Ancaman Bencana Alam Tahun Ini Meningkat

- 8 Oktober 2020, 18:43 WIB
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati /Dok. bmkg/

Literasi News - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memaparkan ada peningkatan ancaman bencana alam terkait dengan La Nina tahun ini. Selain itu, ditambah pula denhan naiknya intensitas gempa bumi di Indonesia.
 
Oleh karena itu, BMKG mendesak peningkatan sektor mitigasi bencana, mengingat adanya kenaikan jumlah bencana alam dalam beberapa tahun terakhir.
 
Hal itu diungkapkan Dwikorita dalam rapat koordinasi nasional bersama sejumlah elemen pemerintahan pusat dan daerah. Menurutnya mitigasi serta peringatan dini gempa bumi dan tsunami, serta cuaca dan iklim ekstrem merupakan hal yang mendesak untuk dipersiapkan dan diperkuat.
 
 
"Masalah dan celah antara pusat dan daerah harus segera diidentifikasi untuk meningkatkan efektivitas dalam mewujudkan zero victims," kata Dwikorita dalam keterangan resminya yang dilansir Kantor Berita Antara di Jakarta, Rabu 7 Oktober 2020.
 
Fenomena La Nina moderate, lanjutnya, diprediksi akan menyebabkan peningkatan curah hujan mulai bulan Oktober sampai November, dan akan berdampak di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali di Sumatera.
 
Catatan historis menunjukkan La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia sekitar 20—40 persen di atas normal.
 
 
Untuk kejadian gempa bumi, kata Dwikorita, berdasarkan data monitoring kegempaan yang dilakukan BMKG sejak 2017 telah terjadi tren peningkatan aktivitas gempa bumi di Indonesia dalam jumlah maupun kekuatannya.
 
Kejadian gempa bumi sebelum 2017 rata-rata hanya 4.000—6.000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari lima SR sekitar 200-an.
 
Setelah 2017 jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun, bahkan tahun 2018 tercatat 11.920 kali, dan tahun 2019 sebanyak 11.588 kejadian gempa.
 
 
"Mari dirumuskan bersama alternatif solusi dari permasalahan-permasalahan yang nanti akan teridentifikasi dan pada akhirnya akan dirumuskan rencana aksi bersama mewujudkan zero victims menghadapi multibencana hidrometeorologi, gempa bumi, dan tsunami," pungkas Dwikorita.
 
Menanggapi temuan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang turut hadir dalam rapat virtual mengimbau seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah bersinergi dalam merespons informasi potensi bencana yang disampaikan oleh BMKG.
 
"Tolong ini disikapi secara serius. Semua pimpinan kementerian dan lembaga, gubernur, bupati wajib meningkatkan kewaspadaan, apalagi kita masih dalam kondisi pandemi COVID-19. Mohon bapak ibu pimpinan, para kepala daerah betul-betul bersinergi. Ini masalah kita bersama dan harus kita selesaikan bersama," kata Luhut.***

Editor: Hasbi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x