Pangeran Bahrain Diduga Bawa 2.000 Vaksin AstraZeneca ke Nepal secara ilegal. Simak Kronologisnya

- 17 Maret 2021, 12:11 WIB
Ilustrasi, Pangeran Bahrain Diduga Bawa 2.000 Vaksin AstraZeneca ke Nepal secara ilegal, pemerintah setempat sedang menyelidikinya
Ilustrasi, Pangeran Bahrain Diduga Bawa 2.000 Vaksin AstraZeneca ke Nepal secara ilegal, pemerintah setempat sedang menyelidikinya /Covid19.go.id

Literasi News - Pangeran Bahrain diduga membawa vaksin AstraZeneca ke Nepal secara ilegal. Saat ini pemerintah setempat sedang menyelidiki sebanyak 2.000 vaksin yang dibawa Pangeran Mohamed Hamad Mohamed Al Khalifa pada Senin lalu.

Pangeran al-Khalifa diketahui datang bersama 15 orang lain, termasuk tiga orang warga negara Inggris yang berencana untuk mendaki Gunung Everest. Dilansir dari The Guardian, pangeran beserta rombongan akan mendistribusikan vaksin ke penduduk desa yang dilewati sepanjang perjalanan pendakian.

Menurut informasi, lima anggota tim akan berangkat untuk mendistribusikan 2.000 dosis vaksin ke masyarakat Desa Samagun. Sebelum memulai perjalanan, rombongan dari Bahrain itu diketahui akan menjalani karantina selama sepekan di hotel. Seluruh anggota pun disebut telah menjalani vaksinasi sebelum melakukan ekspedisi selama 79 hari.

Baca Juga: Super Junior Rilis 'The Renaissance'. Lagu 'House Party' Jadi Single Comeback

Sementara itu, vaksin dari Bahrain akan didistribusikan dalam beberapa hari, di bawah pengawasan menteri kesehatan Nepal. Pihak dari Bahrain mengaku, perencanaan dan administrasi terkait vaksin akan dilakukan lebih awal.

Namun, rencana penyaluran vaksin yang dibawa pangeran al-Khalifa itu mengejutkan regulator obat Nepal. Pasalnya, mereka mengaku tidak mengetahui adanya pasokan vaksin di negara tersebut.

“Kami telah mengerahkan tim pengawas obat, untuk menyelidiki bagaimana vaksin itu dibawa tanpa persetujuan,” ujar Direktur Jenderal Departemen Administrasi Obat, Bharat Bhattarai.

Baca Juga: Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan, H. Nasir Sebut Sebagai Modal Utama Persaingan Global

Dia mengatakan, siapapun yang mendatangkan vaksin ke Nepal harus melakukan prosesnya melalui jalur resmi. Hal itu dilakukan, untuk memastikan persyaratan rantai dingin (cold chain) dan keamanan terpenuhi.*** (Shofira Hanan)

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x