Ketiga, ketika iman telah membentuk kepribadiannya sehingga realitas kehidupannya selalu bedasarkan prespektif iman, sehingga ketika melihat bentuk kekufuran apapun seperti ia melihat realitas siksa neraka yang ada dihadapannya.
Tiga hal ini yang telah membentuk karakter generasi awal Islam, sehingga seberat apapun resiko yang mereka hadapi tidak seberapa dibanding dengan kenikmatan iman yang mereka rasakan pada saat itu.
Yang jadi pertanyaannya adalah sudahkah iman dalam hati ini dirasakan manisnya dalam kehidupan kita?. Semoga bermanfaat.***
(H. Asep Dadan Wildan, M.A)