Dua Pria yang Foto Bugil di Gunung Gede Pangrango Minta Maaf

- 24 Oktober 2020, 17:33 WIB
Ilustrasi : Balai Besar TNGGP
Ilustrasi : Balai Besar TNGGP /Foto: Istimewa/

Literasi News - Dua pria yang mengaku sebagai orang yang ada dalam foto bugil di Alun-alun Suryakancana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Jawa Barat, akhirnya meminta maaf. Permintaan maaf terbuka keduanya disampaikan melalui video dan diunggah ke media sosial.

Dalam video berdurasi 2 menit 5 detik itu, dua pria itu memperkenalkan diri sebagai Eyi dan Bondan Ramadhani. Keduanya menyampaikan permohonan maaf kepada para pihak, khususnya untuk masyarakat Jawa Barat dan teman-teman pendaki Indonesia.

"Mohon maaf kepada yang kurang berkenan dan tidak menyukai postingan saya dan Eyi di Instagram pribadi milik kami, khususnya untuk masyarakat Jawa Barat dan juga teman-teman pendaki Indonesia," kata mereka dalam video di akun Instagram @prau_mountain, Sabtu 24 Oktober 2020.

Baca Juga: Polres Cianjur Gelar Pasukan Operasi Zebra Lodaya 2020, Ada Tujuh Prioritas Penindakan

Di video itu, keduanya juga mengklarifikasi terkait foto yang diunggah mereka ke media sosial. Foto tersebut merupakan bagian dari riset artistik keduanya yang mengusung tema fast fashion yang menuju kepada nudism.

"Dan nudism ini, kali ini tubuh sebagai ekspresi, manifestasi prima pure manusia. Juga imaji tubuh telanjang bisa digunakan sebagai protes advokasi," sebut Eyi.

Sehingga, menurut dia, dapat mengubah sudut pandang masyarakat atau orang-orang di sekitar. "Jadi, nudism yang dimaksud di sini, itu menyuarakan atau protes atau advokasi melalui tubuh yang biasanya disuarakan untuk hak-hak individu atau mungkin perjuangan gender, seperti itu," sambung Bondan.

Baca Juga: Dengar Info Kartu PUMR, Nelayan Cipatujah Dukung Iwan-Iip Jadi Bupati Tasikmalaya

Kendati begitu, mereka mengakui kesalahan atas ketidakcermatan dalam menempatkan dokumen riset tersebut dalam sosial media, khususnya Instagram, yang mungkin bisa disalahgunakan dan diinterpretasi ulang fotonya sehingga bisa berbeda konteksnya dari yang dimaksud.

"Di sini kami belajar dari kesalahan, sehingga mungkin ke depannya kita dapat lebih baik dan memilah apa yang harus kita posting, serta lebih bijak dalam memosting sesuatu yang mungkin akan menjadi tidak baik nantinya," tutur Bondan diamini Eyi.

Halaman:

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x