Tiket Gratis Kereta Hanya untuk Guru, Bidan dan Perawat, Kalangan Ini Merasa Dianaktirikan

- 9 November 2020, 14:13 WIB
Program 10.000 tiket gratis kereta dari PT KAI diluncurkan Jumat 6 November 2020. Di satu sisi, para guru, bidan dan perawat berterima kasih, di sisi lain ada kalangan yang menilai tak adil.*
Program 10.000 tiket gratis kereta dari PT KAI diluncurkan Jumat 6 November 2020. Di satu sisi, para guru, bidan dan perawat berterima kasih, di sisi lain ada kalangan yang menilai tak adil.* /tangkapan akun instagram @kai121_/

 

Literasi News - Meskipun disambut baik oleh pada guru dan tenaga kesehatan (bidan dan perawat), program 10.000 tiket gratis kereta dari PT KAI diprotes banyak pihak. Mereka menilai PT KAI tidak adil karena tenaga kesehatan tidak hanya bidan dan perawat.

Protes tersebut tampak dalam komentar-komentar di akun instagram resmi PT KAI yaitu @ka121_. Khususnya dari para tenaga kesehatan selain bidan dan perawat. Mereka merasa dianaktirikan.

Seperti ditulis akun @christ_agung. "Yang melakukan pemeriksaan rapid tes itu perawat apa petugas lab ya min? Kok tenaga laboratorium yang setiap hari bergumul melakukan swab hingga memeriksa rapid dan pcr tdk dpt voucher jg?".

Baca Juga: Tiket Gratis Kereta Untuk Guru dan Tenaga Kesehatan, Banyak yang Tanya Bisa Untuk Pulang Pergi

Akun @ayuusuciihati menulis lebih nyelekit. "Sakit banget hati ini. Padahal ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) yang lebih resiko nanganin sampel pasien yang terinfeksi virus COVID. Semoga kedepannya tersedia juga voucher bagi tenaga kesehatan lainnya ya".

Ada juga @rimatriwijayanti yang mencoba bersabar tapi juga memberi pernyataan pedas. "sabar..Nakes lainnya sm admin @kai121_ dilupakan.Hati2 aja ketika petugas kai minta resep obat.Mau cek lab.Suruh priksa sendiri aja.Jgn k nakes apoteker sm analis"

Kemudian ada juga @friznahilda. "@kai121_ min tau ga. Kalau di pandemi ini ada yg suka ngambil darah, ngeswab dll sampe keluar hasil pemeriksaan. Seseorang yg ngelakuin itu semua adalah analis laboratorium loh. Ini juga tenaga kesehatan min. Masa 2 profesi itu aja sih hehe. patah hati aku min".

Baca Juga: Perumdam Tirta Mukti Berencana Reklamasi Eks Galian C Jadi Danau Buatan untuk Sumber Air

Netizen lainnya @echo_sierra_yankee berujar "perawat tanpa analis dan farmasi apa bisa berjalan sendiri :(. padahal kita adalah 90% nya mreka :(.."

Akun @yanuarkhairul juga iktu berkomentar. "pdhal radiologi sm lab jg tenaga kesehatan. jd anak tiri terus".

Selain tenaga kesehatan di luar bidan dan perawat, sejumlah tenaga pendidik merasa sakit hati dan seperti jadi anak tiri. Soalnya, program itu hanya berlaku untuk guru TK hingga SMA/sederajat. 

Baca Juga: Daftar UMKM Sumedang Bisa Via Online, Begini Syarat dan Caranya

Seperti komentar dari @okwardani. Dia mengkritisi karena tiket gratis hanya untuk guru TK hingga SMA. "Kenapa dosen tidak, padahal kami juga pendidik", tulis @okwardani.

Sementara @soufiasegaf bertanya. "Bisa untuk guru PAUD ???(Pendidikan Anak Usia Dini). Karena, di sekolah, kami oleh anak-anak tetep saja dipanggil bu guru".

Admin @ka121_ menjawab bahwa untuk kalangan pendidik, voucher tiket gratis berlaku bagi yang berprofesi sebagai guru TK hingga SMA/sederakat. Baik tiu guru negeri maupun swasta. Baik itu yang berstatus pegawai negeri sipil maupun honorer.

Voucher tiket gratis bagi tenaga kesehatan, hanya terbatas untuk dua kalangan. Yaitu bidan dan perawat.

Baca Juga: Ajengan Masuk Sekolah, Wagub Uu Minta Jangan Seret Siswa ke Politik

Dirut PT KAI Didiek Haryanto mengatakan, guru dipilih karena garda terdepan dalam pendidikan nasional. Apalagi, kata Didiek, pendidikan merupakah pondasi terpenting pencetak generasi bangsa.

"Dan tenaga kesehatan, karena mereka adalah pahlawan kemanusiaan pada masa pandemi Covid-19 ini. Mereka tidak hanya mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga, tetapi juga rela mengorbankan risiko kesehatannya demi keselamatan orang lain," ujarnya.

Pendaftaran sudah dibuka sejak Sabtu, 7 November 2020. Ribuan tiket gratis tersebut untuk perjalanan jarak jauh dengan jadual keberangkatan 8 hingga 30 November 2020.

Baca Juga: Puluhan Santri di Garut Keracunan, Diduga Ini Penyebabnya

Tes rapid
Pengambilan tiket sudah dimulai sejak Sabtu, 7 November 2020 hingga 29 November 2020 mendatang, selama persediaan tiket gratis masih ada. Untuk tiket eksekutif, bisa diambil sejak 7 November untuk keberangkatan 8-30 November. Sementara tiket ekonomi bisa diambil sejak 11 November untuk keberangkatan 12-30 November 2020.

PT KAI juga menjelaskan, voucher hanya dapat diambil dan langsung dicetak pada stasiun yang ditunjuk untuk ditukarkan tiket kereta api keberangkatan di Daop tersebut. Ada 9 stasiun untuk menukarkan tiket yang telah ditunjuk PT KAI.

Voucher dapat diambil di Customer Service pada 9 Stasiun yaitu Gambir, Bandung, Cirebon, Semarang Tawang, Purwokerto, Yogyakarta, Madiun, Surabaya Gubeng, dan Jember. Pengambilan voucher tidak dapat diwakilkan. Kuota pengambilan voucher per hari terbatas untuk menciptakan physical distancing.

Baca Juga: Banyak Amalan Baik, Namun Allah SWT Menyukai Tiga Hal Ini di Dunia

Tiket gratis pun hanya berlaku untuk KA keberangkatan dari wilayah pengambilan voucher. Misalnya pengambilan voucher di Customer Service Stasiun Gambir, maka voucher hanya berlaku untuk KA keberangkatan dari Gambir dan Pasar Senen.

Melalui program ini, KAI hanya menggratiskan tiket KA-nya. Untuk biaya Rapid Test sebesar Rp85.000, apabila dilakukan di stasiun, menjadi tanggung jawab pengguna voucher.

Bagi calon penumpang kereta, harus mengikuti protokol kesehatan
1. Harus dalam kondisi sehat (tidak menderita flu, pilek, batuk, demam)
2. Suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat celsius
3. Menunjukkan Surat Bebas Covid-19 (Tes PCR/Rapid Test) yang masih berlaku (14 hari sejak diterbitkan) atau surat keterangan bebas gejala seperti influenza (influenza-like illness) yang berlaku.
4. Wajib menggunakan Face Shield yang disediakan oleh PT KAI secara gratis selama dalam perjalanan
5. Diimbau menggunakan pakaian lengan panjang. ***

Editor: Dipo Sasono

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah