Imbas Tragedi Arema FC vs Persebaya Syaiful Huda: Pemerintah Harus Hentikan Seluruh Kompetisi dan Usut Tuntas

- 2 Oktober 2022, 09:28 WIB
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda. //dpr

Literasi News - Tragedi di Stadion Kanjuruhan seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Kompetisi Liga I 2022 menewaskan sedikitnya 127 orang.

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda menilai Pemerintah harus menghentikan seluruh kompetisi dan membentuk tim independen untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

"Tragedi di Stadion Kanjuruhan ini merupakan salah satu peristiwa terburuk dalam sejarah sepak bola dunia. Pemerintah harus tegas menghentikan semua kompetisi sepak bola dan membentuk tim independent untuk mengusut tuntas kasus tersebut," ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga: Rekrutmen PPPK Guru 2022: Ada 3 Kategori Pelamar yang Diprioritaskan, Simak Uraian Lengkap Kemen PANRB

Huda mengatakan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang ini hanyalah puncak dari rentetan kejadian jatuhnya korban di kompetisi sepak bola di Indonesia.
Sebelum insiden Kanjuruhan, kompetisi sepak bola di Indonesia telah menelan korban nyawa baik di dalam maupun di luar stadion.

"Kami sudah berulang kali mengingatkan tidak ada sepak bola yang seharga nyawa manusia. Bergulirnya kompetisi sepak bola pasca-pandemi telah meminta banyak korban. Di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, lalu di Yogyakarta. Tetapi respons pemerintah biasa saja. Tidak ada pembenahan serius dalam pengendalian suporter maupun keamanan di dalam dan luar stadion," ujar Huda.

Huda mempertanyakan penggunaan gas air mata dalam upaya pengendalian suporter yang anarkistis di pertandingan Arema FC vs Persebaya tersebut.

Baca Juga: Jangan Resah, Tidak Ada Penghapusan dan Pengalihan Pelanggan Listrik 450 VA, Penyesuaian Tarif Hanya 3500 VA

Menurut dia, berdasarkan pedoman 'FIFA Stadium Safety and Security Regulation' Pasal 19 poin B disebutkan tidak boleh sama sekali penggunaan senjata api dan gas air mata untuk pengendalian massa.

"Namun, kenapa ini masih digunakan dalam SOP pengamanan suporter di Indonesia," kata Huda

Halaman:

Editor: Yuanitasari ciptadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x