Antispasi Ancaman La Nina, Paling Penting Mitigasi Nonstruktural

21 Oktober 2020, 09:50 WIB
Kunjungan Kepala BNPB Doni Monardo di Telaga Saat 0 Km di Kabupaten Bogor pada Selasa, 19 Oktober 2020 /Dok. BNPB/Ranti Kartikaningrum

Literasi News -  Fenomena La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi ini dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

Merespons situasi tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan paling penting dalam mitigasi adalah mitigasi nonstruktural. Khususnya pada aspek perilaku dalam menjaga lingkungan.

“Kalau kita sudah mempersiapkan diri dengan memperhatikan masalah perilaku, menjaga lingkungan dan juga mengantisipasi dengan kesiapsiagaan. Ini akan bisa mengurangi risiko,” ujar Doni di laman resmi BNPB, Selasa 20 Oktober di Telaga Saat, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Liga Champions Malam ini, Ada Madrid vs Shakhtar Donetsk, Ajax vs Liverpool

Menurutnya, BNPB telah melihat ada upaya positif yang dilakukan oleh banyak pimpinan di daerah. Tak hanya itu, mereka telah melibatkan banyak komponen dalam mitigasi bencana, seperti merespon informasi curah hujan tinggi untuk disampaikan kepada masyarakat. “Mengingatkan masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai untuk mengikuti informasi dari hulu,” kata Doni.

Harapannya, informasi tadi ditindaklanjuti oleh masyarakat yang tinggal di sekitar sungai sehingga mereka dapat mengantisipasi dengan melakukan evakuasi dini. “Nah ketika prosedur ini dilakukan, ketika banjir atau banjir bandang tiba, masyarakat akan selamat,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Bogor Ade Yasin sependapat dengan upaya mitigasi. Ia mengatakan mitigasi bencana ini penting dilakukan di wilayahnya karena kontur wilayah Kabupaten Bogor yang berbukit-bukit.

Baca Juga: 56 Santri Yatim Dhuafa Hafiz Al Quran Siap Diwisuda di Hari Santri Nasional 22 Oktober

“Setiap wilayah berbeda konturnya jadi ada yang rapuh. Jadi kita sisir dulu yang rapuh. Jangan sampai terjadi lagi bencana seperti di awal tahun 2020. Jadi mitigasi ini tidak hanya mengandalkan BPBD ataupun lembaga-lembaga yang resmi tetapi masyarakat pun diminta turun tangan menangani mitigasi ini,” kata Ade.

Ia mengimbau semua pihak di wilayahnya untuk terlibat dalam menjaga dan merawat alam. Ade mencontohkan upaya yang harus dilakukan seperti tidak mudah menebang pohon atau mengalihfungsikan lahan.

“Dan jangan terlalu mudah juga mengalih fungsikan, hutan walaupun itu menjadi kebun, atau pun menjadi ladang. Tetapi kalau ini merusak, sebaiknya diwaspadai. Jadi kita butuh turun tangan masyarakat, melalui kepala desa dan para RT-RW untuk memberikan, pemahaman kepada masyarakat,” katanya.

Baca Juga: Simak Yuk! Jadwal TV SCTV Hari Ini Rabu 21 Oktober 2020

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat untuk periode 18 - 24 Oktober 2020 ini, Provinsi Jawa Barat termasuk wilayah yang berpotensi terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang.

BNPB meminta masyarakat untuk waspada dan siap siaga, khususnya di wilayah-wilayah yang telah memasuki musim hujan dan terpengaruh fenomena La Nina.

Kesiapsiagaan harus dimulai dalam diri sendiri dan keluarga sehingga masyarakat dapat terhindar dari risiko bahaya yang lebih besar. Sebelumnya, BNPB telah menyampaikan surat edaran kepada BPBD di seluruh provinsi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.***

Editor: Hasbi

Sumber: bnpb.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler