Kementan Dinilai Mampu Melakukan Mitigasi dsn Pengendalian Cuaca Ekstrem, Sehingga Menjaga Produksi Padi

- 12 Maret 2021, 17:49 WIB
Kementan Dinilai Mampu Melakukan Mitigasi dsn Pengendalian Cuaca Ekstrem, Sehingga Menjaga Produksi Padi
Kementan Dinilai Mampu Melakukan Mitigasi dsn Pengendalian Cuaca Ekstrem, Sehingga Menjaga Produksi Padi /Hasbi NR/Literasi News

Literasi News - Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai mampu melakukan upaya mitigasi dan pengendalian cuaca ekstrem, sehingga produksi padi pada setiap musim tanam selalu menunjukan hasil positif. Hal itu berkat kolaborasi dan sinergitas apik Kementan dengan para petani menjaga produksi padi.

Demikian disampaikan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir Hermanto Siregar. Meurut dia, di era pandemi yang belum pasti kapan berakhir, berbagai risiko memang harus diantisipasi.

“Nah, kebijakan Kementan dan kesadaran para petani adalah bekal penting untuk menjaga kondisi musim tanam di tahun 2021. Secara keseluruhan saya menilai produksi padi kita mengalami peningkatan yang cukup baik," ucapnya.

Baca Juga: Dijerat Pasal Berlapis, Pelaku Pembunuhan Berantai di Bogor Terancam Hukuman Mati

Hermanto menambahkan, kebijakan Kementan dalam menjaga produksi padi sudah tepat, terutama dalam pengadaan benih unggul, penggunaan alat mesin pertanian hingga menyiapkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sebagai jaminan dan perhatian terhadap nasib dan kesejahteraan para petani.

"Kondisi pandemi sejak tahun lalu sudah terbukti disikapi dengan baik oleh Kementan, yaitu dengan kebijakan yang mendorong petani meningkatkan produksi. Dari pihak petani juga ada kesadaran akan pentingnya menjaga ketahanan pangan, terutama di level rumah tangganya sendiri," ujar dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), adanya potensi peningkatan produksi padi pada tahun 2021 sebesar 4,86 juta hektar atau naik sebesar 26,56 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena panen raya di awal tahun, terutama di sejumlah daerah terus menunjukan tren positif.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Malam Nanti 13-16 Maret 2021, Live di NET dan Mola TV

Masih menurut sumber yang sama, pergerakan produksi beras tahun 2020 mencapai 54,65 juta ton. Angka ini masih lebih tinggi ketimbang angka tahun 2019 yang hanya mencapai 54,60 juta ton. Adapun total luasan panen pada tahun 2020 mencapai 10,66 juta hektar dengan total produksi padi mencapai 54,65 juta ton (gabah kering giling).

Sementara itu, sentra terbesar produksi padi pada tahun ini masih meliputi Provinsi Jawa Timur dan Provinsi lainya seperti Sulawesi dan Jawa Barat. Hermanto menilai, semua prakiraan PBS itu sangat masuk akal, mengingat arel tanam di musim ini mapun di musim sebelumnya dialiri curah hujan yang cukup. Dengan begitu, proses produktivitas tanaman berjalan secara baik.

"Prakiraan BPS itu sangat wajar karena triwulan I tahun 2021 panen padi akan cukup signifikan. Hal ini karena dua bulan terakhir tahun 2020 areal-areal padi kita mendapat curah hujan yang cukup memadai. Namun demikian, puncak panen padi akan terjadi pada triwulan II tahun 2021," ujar Hermanto.

Baca Juga: Tidak Memiliki Izin Usaha Pariwisata, Berikut Fakta Baru Kecelakaan Maut Bus Sri Padma Kencana

Namun, ada tiga masukan penting yang harus dilakukan pemerintah agar prakiraan kenaikan produksi dapat diwujudkan. Pertama, pemerintah perlu memastikan ketersediaan pupuk di level petani, kedua, lahan usahatani non-sawah harus ditanami dengan padi ladang atau jenis lain yang sesuai, sehingga usahatani padi non-sawah mampu dikerjakan secara optimal.

"Ketiga, penyuluhan atau pemberdayaan petani harus dilaksanakan lebih efektif untuk mendorong Kostratani bekerka secara riil dan dapat meningkatkan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani," kata dia.***

(Shofira Hanan)

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah