Literasi News - Untuk memenuhi kecukupan pangan dan terjaganya ekologi, manusia memerlukan rekayasa agar bisa bertahan hidup, karena planet bumi tidak secara otomatis menyediakan kecukupan pangan untuk para penghuhinya.
Manusialah yang menempati subjek utama dalam keberlangsungan hidup baik antar manusia, juga dengan makhluk lain, sehingga penting dalam mengambil tugas menjaga keberlangsungan bumi.
"Dan urusan menanam, adalah cikal bakal lahirnya kualitas hidup bermasyarakat. Dengan kata lain, kita harus terus menanam untuk menghasilkan gizi sekaligus melestarikan ekologi, dan itu harus dilakukan bersama-sama," kata Faiz Manshur, Ketua Yayasan Odesa Indonesia dalam siaran persnya, Jumat 16 Oktober 2020.
Baca Juga: Berikut Syarat Membuat Akta Pernikahan Secara Online, Untuk Pasutri Wajib Tahu
Dikatakan, Hari Pangan Sedunia yang hatuh pada 16 Oktober ini, Organisati Pangan Dunia FAO (Food and Agriculture Organization) mengangkat tema “Tanam, Pelihara, Lestarikan Bersama”.
Slogan tersebut menurutnya cukup baik untuk mengingatkan masyarakat dunia, terutama pemerintah agar memperhatikan gerakan tanam.
Tanaman terbaik untuk pangan, jelas dia, sangat bergantung pada pilar keanekaragaman hayati, kecakapan orang memilih sumber bergizi dan mengelolanya, serta kemampuan komunitas mengurus hasil panen untuk kecukupan warga komunitas atau daerah.
Baca Juga: Kodim 0608/Cianjur Tanam Ratusan Ribu Bibit Pohon Kopi
"Memanam adalah kerja kebudayaan karena setelah era masyarakat nomad (berpindah tempat), manusia memasuki tradisi komune dengan agrikultur-nya," ujar Faiz.