Potensi Curah Hujan Tinggi Dampak La Nina, Warga Cianjur Diminta Tingkatkan Kewaspadaan

4 November 2020, 19:06 WIB
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Mokhamad Irfan Sofyan /Literasi News/Angga

Literasi News - Masyarakat Kabupaten Cianjur, Jawa Barat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi curah hujan yang sangat tinggi menyusul fenomena La Lina yang diprediksi akan terjadi akhir tahun ini.

La Lina sendiri merupakan fenomena alam yang terjadi karena peningkatan suhu pada permukaan Samudera Pasifik timur dan tengah.

Dampaknya, terjadi peningkatan suhu kelembapan pada lapisan atmosfer di atas perairan, sehingga membentuk awan yang dapat menyebabkan intensitas hujan tinggi hingga 40 persen dibandingkan kondisi normal.

Baca Juga: Jabar Siaga Bencana hingga Mei 2021, Prakiraan BMKG Cuaca Enam Bulan ke Depan Akan Lebih Ekstrim

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Mokhamad Irfan Sofyan mengatakan, informasi dari Badan Meteorologi Kimatologi dan Geofisika (BMKG), La Lina mulai terjadi pada Oktober 2020.

“Kabupaten Cianjur sendiri merupakan salah satu wilayah yang akan terdampak. Sekarang saja di Cianjur curah hujan sudah tinggi. Diprediksi puncaknya (la lina) di Desember," kata Irfan kepada wartawan, Rabu 4 November 2020.

Terkait hal itu, lanjutnya, jajarannya telah menyiapsiagakan personel relawan tangguh bencana atau (Retana) yang tersebar di setiap desa terkait kewaspadaan menghadapi ancaman anomali cuaca tersebut.

Baca Juga: IFI Bandung Jadi Sasaran Demonstran Anti Prancis, warganet : bisa jadi hotman paris juga didemo.

"Kita punya 1.832 Retana yang terus melaporkan situasi dan kondisi di wilayahnya masing-masing. Ini penting sebagai upaya mencegah terjadinya korban jiwa apabila bencana datang," ujarnya.

Selain itu, dikatakan Irfan, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan memersiapkan diri, khususnya warga yang tinggal di zona merah bencana. "Curah hujan tinggi bisa memicu pergerakan tanah, longsor hingga banjir," ucapnya.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan mengamankan dokumen-dokumen berharga.

Baca Juga: Kemendagri Peringatkan 67 Kepala Daerah Terkait 131 Pelanggaran Netralitas ASN di Pilkada Serentak

"Simpan di atas lemari atau tempat aman atau tas yang mudah dibawa dan dimasukkan ke plastik atau tempat yang tahan air, sehingga, jika terjadi banjir, dokumen bisa aman dan dapat diselamatkan," tutur Irfan.

Kendati demikian, disebutkan Irfan, pemerintah daerah melalui dinas terkait memberikan layanan gratis bagi KTP dan KK yang rusak atau hilang akibat bencana.***

Editor: Hasbi

Tags

Terkini

Terpopuler