Literasi News - Sahabat Firdaus fillaah. Lelah dalam menjalani hidup di dunia, seringkali tidak membuat manusia jera dengan kehidupan ini. Namun sebaliknya, banyak manusia terlena mengejar fatamorgana yang tidak akan ada habisnya, semakin mendapatkan manisnya dunia, semakin terus bernafsu untuk mendapatkan lebih banyak lagi.
Situasi itu pada akhirnya, tidak sedikit diantara manusia lupa bahwa kehidupan ini ada Pemiliknya. Mereka lalai dan diperbudak oleh makhluk yang namanya dunia, bukan menjadi hamba Sang Pencipta.
Bulan Ramadhan hadir, seakan meluruskan kembali fitrah manusia sebagai hamba Allah. Melalui perintah ibadah shaum, Allah hendak meluruskan kembali hakikat manusia sebenarnya.
Baca Juga: Muhasabah Pagi: Tidak Ada Kata Terlambat untuk Bertaubat, Ampunan dan Rahmat Allah SWT Sangat Luas
Esensi ibadah shaum di Bulan Ramadhan adalah agar manusia kembali kepada subtasi fitrahnya sebagai manusia yang memiliki karakter taqwa yaitu selalu bergantung kepada-Nya bukan kepada makhluk.
Di Bulan Ramadhan ini, pintu ampunan bagi segala dosa dan kelalaian manusia telah terbuka, tidak ada kata putus asa untuk mendapatkan maghfirah dan Rahmat-Nya pada Bulan yang Mulia ini.
Sebesar apapun dosa-dosa yang telah dilakukan pada masa lalu, teruslah berbuat baik untuk selalu dekat dengan-Nya, karena Ia Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ