Literasi News - Metamorfosis adalah perubahan ukuran, bentuk, dan bagian- bagian tubuh dari satu stadium ke stadium berikutnya. Selain itu merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan ke bentuk yang lebih sempurna.
Metamorfosis sempurna ini tentu melalui proses yang tidak mudah. Misalnya, ulat yang menakutkan hingga menjadi kupu-kupu yang indah melalui proses metamorfosis, mulai membuat tempat pelindung pupa dinamakan kepompong, pada tahap pupa hewan tidak aktif makan meski proses metabolisme tetap berlangsung. Dan akhirnya dari proses itu jadilah kupu-kupu dewasa (imago) yang indah.
Demikian pula dengan Ibadah Puasa Ramadhan merupakan suatu proses metamorfosis spirtitualitas keimanan seseorang, menuju derajat yang paling sempurna, dan tidak ada derajat yang melebihi kesempurnaan ini, yaitu derajat taqwa.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung, Berawan Pagi dan Hujan Siang Hingga Malam, Hari Ini Rabu 20 April 2022
Taqwa adalah posisi kesempurnaan seseorang dihadapan Allah SWT. Tentunya untuk mencapai derajat ini memerlukan proses metamorfosis yang tidak mudah, salah satunya melalui ibadah puasa ramadhan yang saat ini kita laksanakan.
Ibadah Puasa Ramadhan bukan hanya meninggalkan makan, minum dan hubungan badan (bagi suami istri), melainkan di dalamnya terdapat suatu proses metamorfosis nilai-nilai keimanan menuju derajat taqwa, melalui proses pembiasaan pengekangan potensi negative (fuzur) dan pembiasaan memunculkan potensi positive (taqwa).
Puasa Ramadhan sangat efektif memunculkan potensi taqwa yang selama ini tertutup oleh potensi fuzur (perbuatan menyalahi syari'at) karena tidak terkendalinya hawa nafsu materi yang terlalu dominan. Hal itu akibat kesibukan duniawi sehingga lalai kepada kehidupan ukhrawi.
Baca Juga: Mendikbudristek: Manfaatkan Beasiswa Pendidikan Indonesia, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Suatu momentum yang berharga bagi orang yang beriman untuk mengasah kembali potensi taqwa pada sisa-sisa waktu Bulan Puasa Ramadhan yang berharga ini, di antaranya melalui peningkatan intensitas amal ibadah kita agar kita pada saat satu syawal nanti menjadi pribadi-pribadi yang kembali pada posisi nol dari dosa (fitrah). Pada hakikatnya derajat taqwa adalah manusia yang bergerak pada posisi fitrah sebagai manusia.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ