Network
Literasi News - Selama hidup di dunia sikap dan perilaku seorang hamba Allah yang beriman akan selalu ridha atas ketentuan-ketentuan Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
يٰٓأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ.
ارْجِعِىٓ إِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَادْخُلِى فِى عِبٰدِى وَادْخُلِى جَنَّتِى
"Wahai jiwa yang tenang!
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku."
(QS. Al-Fajr [89]: 27-30).
Baca Juga: BMKG Hari ini, 30 Maret 2021. Waspada Hujan Sedang dan Lebat Pagi hingga Malam di Jawa Barat
Bagi seorang hamba Allah SWT yang telah berhasil mempertahankan keimanan selama hidup di dunianya, saat dia berpulang kepangkuan-Nya, ia akan dipanggil dengan seruan "wahai jiwa yang tenang".
Orang yang beriman kepada Allah SWT akan merasa tenang dengan keimanan tersebut, karena ia akan selalu dipandu oleh Dzat yang akan selalu memberikan ketenangan (al Fath [48]: 4).
Bagi seorang hamba Allah yang beriman, selama hidup di dunia akan selalu ridha atas ketentuan-ketentuan Allah SWT, selalu berbuat sesuatu yang membuat Allah SWT pun senang atau ridha kepadanya, sehingga Allah SWT meridhai apa yang dia perbuat.
Baca Juga: BMKG : Awal Musim Kemarau April 2021, La Nina Bertahan Hingga Mei
Bentuk ridha seorang hamba kepada Allah SWT berarti ia menerima dan tidak membenci apa yang menjadi ketetapan Allah SWT kepadanya. Adapun ridha Allah SWT kepada hamba-Nya berarti Dia senang dan menyukai hamba-Nya yang selalu menerima kehendak-Nya dan selalu menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
