Pengolahan Minyak Jelantah Jadi Biodiesel Sebagai Energi Alternarif, Dapat Mencegah Kerusakan Lingkungan

29 Desember 2021, 09:55 WIB
Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel Sebagai Energi Alternarif, Dapat Mencegah Kerusakan Lingkungan, Sarana Peningkatan Kompetensi Mahasiswa dan Komersialisasi pemanfaatannya /Dok. Literasi News/

Literasi News - Pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel membutuhkan teknologi supaya hasilnya bernilai ekonomis. Selain itu diperlukan metode pengumpulan jelantah secara berkelanjutan untuk menjamin ketersediaan bahan bagi kebutuhan bisnis biodiesel, sehingga bisa mengatasi permasalahan utama yang dijumpai masyarakat dan dunia usaha dunia industri.

Demikian dikatakan Ketua Kelompok Pelaksana Dr. Astri Rinanti, M.T., Rabu 30 Desember 2021. Ia mengatakan upaya mengatasi permasalahan tersebut, Universitas Trisakti siap berkolaborasi dengan masyarakat serta dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk mengolah minyak jelantah menjadi biodesel sebagai energi alternatif.

Dijelaskan Astri, selain mencegah kerusakan lingkungan, pengolahan jelantah menjadi biodiesel menjadi sarana peningkatan kompetenai mahasiswa. Kemudian kemersialisasi pemanfaatannya. Gagasan inovatif ini lolos dalam program Hibah Kedaireka sebagai perwujudan kolaborasi Insan Dikti dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri.

Baca Juga: Tahun 2022 Ditargetkan 3,6 Juta Kunjungan Wisman ke Indonesia, Menparekraf Usung Pariwisata Berkualitas

Ia mengungkapkan tujuan kegiatannya yaitu memproduksi biodiesel dari bahan baku minyak jelantah dalam miniplant pengolah. Kemudian menyediakan aplikasi mobile berbasis android dan web apps. Ini untuk memfasilitasi pengumpulan minyak jelantah secara terkoordinir, efesien, dan efektif dengan jangkauan lebih luas dibandingkan pengumpulan secara tradisional;

Untuk menentukan kelayakan bisnis biodiesel dari minyak jelantah, lanjutnya, dapat dilihat dari aspek non-finansial meliputi pasar, sosial, ekonomi, dan budaya serta lingkungan. Kemudian menentukan kelayakan bisnis biodiesel dari minyak jelantah dilihat dari aspek finansial.

"Tujuan lain yaitu mengimplementasikan Merdeka Belajar melalui pelibatan mahasiswa pada kegiatan pengolahan minyak jelatah menjadi biodiesel, analisis kelayakan, hingga komersialisasi," katanya.

Baca Juga: Update Covid-19 Hari Ini Selasa 28 Desember 2021, Kasus Positif Bertambah 278 Orang dan Sembuh 152 Orang

Menurutnya kegiatan tersebut penting untuk dilaksanakan karena dapat meningkatkan nilai tambah (value added) limbah minyak jelantah menjadi biodiesel yang bernilai ekonomis dengan pelibatan masyarakat, DUDI, dan insan Dikti

Selain itu, ungkapnya kegiatan ini dapat mengurangi pula tingkat pencemaran lingkungan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Kemudian meningkatkan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan biodiesel sebagai sumber energi alternatif yang ekonomis. "Hal ini mewujudkan link and match antara Pendidikan Tinggi dengan masyarakat serta Dunia Usaha Dunia Industri," tambahnya.

Ia menguraikan terkait pelaksanaan kegiatan yang terbagi menjadi enam tahap. Rincian tahapannya sebagai berikut:
1. Pemetaan sosial dan bisnis dengan metode kualitatif, kuantitatif, dan analisis data sekunder, 2. Perencanaan dan pembangunan miniplant untuk membuat biodiesel berbahan baku minyak jelantah dengan metode reaksi transesterifikasi,

Baca Juga: Indonesia Tidak Impor Beras Sejak 2019, Bulog Klaim Andalkan Produksi Petani Dalam Negeri

3. membangun aplikasi mobile berbasis android dan Web App;
4. menganalisis kelayakan bisnis biodiesel dari minyak jelantah dari aspek finansial dengan Business Model Canvas sedangkan aspek non finansial dengan metode social mapping pengumpulan data dengan tahapan getting in, getting along, dan logging data dan analisis eksplanasi,

5. Pelaksanaan sosialisasi dan komunikasi dengan menggunakan sosial media, door to door, dan sosialisasi kepada pemerintahan setempat, serta pemanfaatan aplikasi dan miniplant;
6. Monitoring dan evaluasi serta melaksanakan implementasi 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan metode blended learning.

Baca Juga: Hasil Survei: Hampir 60 Persen Pengguna Internet di Indonesia Terpapar Informasi Hoaks

Kegiatan tersebut katanya, akan dilaksanakan dalam dua tahun. Tahun ke-1 (2021) direncanakan enam bulan. Pendanaan kegiatan diharapkan berasal dari Direktor Jenderal Pendidikan Tinggi-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta DUDI dengan rasio 3:1.

Ia mengatakan pelaksanaan seluruh rangkaian program melibatkan sivitas akademika Universitas Trisakti yaitu dosen, 515 mahasiswa aktif, tenaga kependidikan dan alumni dari berbagai disiplin ilmu, yaitu Teknik Lingkungan, Teknik Industri, Teknik Mesin, Sistim Informatika dan Desain Produk/Desain Komunikasi Visual.

Kegiatan luarannya adalah produk inovasi berupa miniplant pengolah minyak jelantah menjadi biodiesel. Aplikasi mobile berbasis android dan web apps. Peta lingkungan dan sosial, publikasi pada jurnal Internasional bereputasi, Seminar Internasional (Conference Series terindex Scopus), media massa serta perolehan Hak Kekayaan Intelektual.

Baca Juga: Waspada, Kasus Transmisi Lokal Pertama Omicron Terdeteksi di Indonesia, Simak Penjelasan Kemenkes

"Pada akhir kegiatan diharapkan Universitas Trisakti (dosen, mahasiswa, alumni) dapat membangun startup bekerja sama DUDI," ujarnya.***

Editor: Hasbi

Tags

Terkini

Terpopuler