Network
Literasi News - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Barat mencatat pada Pilkada Serentak 2020, terdapat empat TPS di Jawa Barat yang menggelar Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Keempat TPS yang menggelar PSU tersebut berada di dua daerah, yaitu dua TPS di Kabupaten Indramayu. Sedangkan dua lagi berada di Kabupaten Cianjur.
Anggota Bawaslu Jabar Lolly Suhenty mengatakan digelarnya PSU mengindikasikan telah terjadi pelanggaran dalam proses pencoblosan di TPS tersebut pada 9 Desember, lalu.
Baca Juga: Lawan Radikalisme, Kang Emil dan Kang Maman Bikin Buku Biografi Kiai-Kiai Pasundan
“Untuk yang di Indramayu kasusnya berbeda dengan yang di sini (Cianjur). Di sana, PSU digelar karena ada pemilih yang memilih lebih dari satu kali, dan ada pemilih yang tidak terdaftar, memilih,” ujar Lolly, saat ditemui di Cianjur, Minggu 13 Desember 2020.
Lolly mengungkapkan, pelaksanaan PSU merupakan rekomendasi dari bawaslu setempat. “Integritas proses maupun hasil itu dua-duanya saling berkaitan. Karena itu, bawaslu menilai PSU ini penting dilakukan,” ucap Lolly.
Sementara itu, di Kabupaten Cianjur PSU digelar di dua tempat pemungutan suara (TPS) di Desa Bunisari, Kecamatan Warungkondang, Cianjur, yakni TPS 11 dan 12. “Terjadi pertukaran pemilih di dua TPS ini sehingga ada tata cara dan prosedur yang dilanggar,” kata Lolly.
Baca Juga: Sayembara Desain Nama dan Logo EMIS Kemenag, Berhadiah Rp25 Juta Bagi Pemenang Utama
Meskipun pelanggaran yang dilakukan pihak penyelenggara atau KPPS tersebut dalam konteks administrasi. Namun, pelaksanaan PSU harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama penyelenggara.
“Prinsipnya ini menjadi koreksi kita semua. Koreksinya berkenaan dengan perlu dipastikan pemahaman jajaran penyelanggara pemilu di level yang paling depan atau KPPS. Terkait pemahaman ini penting, yah,” ujarnya.
