Status Gunung Merapi Menjadi Siaga, Warga Tetap Beraktivitas Seperti Biasa

- 6 November 2020, 18:37 WIB
GUNUNG Merapi dinaikkan levelnya menjadi siaga sejak Kamis, 5 November 2020. Warga diminta waspada.
GUNUNG Merapi dinaikkan levelnya menjadi siaga sejak Kamis, 5 November 2020. Warga diminta waspada. /ANTARA/


Literasi News - Sejak Kamis, 5 November 2020, status Gunung Merapi dinaikkan dari level waspada menjadi siaga, atau dari level II ke level III. Namun, kondisi tersebut ditanggapi santai oleh masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) wilayah Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.

Seperti diungkapkan Ketua Paguyuban Sabuk Gunung (Pasag) Merapi, Sukiman pada Kamis sore kemarin. Menurut dia, hingga kini belum ada kepanikan di tengah warga yang tinggal di Kecamatan Kemalang.

Di Kecamatan Kemalang, ada sejumlah desa yang masuk KRB yaitu Desa Ndeles, Desa Petung, Desa Kembangan, Desa Sidorejo, dan Desa Balerante. Sukiman menuturkan, warga di desa-desa tersebut masih tenang-tenang saja.

Baca Juga: Aprindo Ketar-ketir Lihat Aksi Sweeping Produk Prancis

"Saya sebagai warga di wilayah KRB yang paling dekat dengan Merapi, hingga kini belum ada kegiatan khusus. Warga hanya menata kembali jadwal ronda saja dan update data. Komunikasi pun tetap intens dengan BPBD Klaten BPPTKG," kata Sukiman, pada Kamis, 5 November 2020, dikutip dari www.rri.co.id

Sukiman menambahkan, hingga Kamis sore pun, belum ada dari pihak pemerintah yang mendatangi lokasi Kawasan Rawan Bencana. Bahkan, ke Desa Sidorejo, yang paling dekat dengan Puncak Merapi pun, tak ada kunjungan.

"Masyarakat di sana pun masih santai saja. Ya, mantau-mantau saja. Tidak ada yang istimewa," ujar Sukiman.

Baca Juga: Gegara Gunakan Jet Pribadi, Menteri PPN Bappenas Dilaporkan ke KPK

Seperti diberitakan sebelumnya, status Gunung Merapi yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta itu, dinaikkan dari waspada menjadi siaga atau dari level dua ke tiga pada, Kamis 5 November 2020, siang. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi BBPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan, berdasarkan pemantauan dan evaluasi data, menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Merapi akan membahayakan penduduk.

Menurut Hanik, pada Oktober 2020, kegempaan terus meningkat dan intensif. Puncaknya pada Rabu, 4 November 2020 yaitu terjadi rata-rata gempa 29 kali per hari, 57 kali guguran, dan 64 kali hembusan.

Halaman:

Editor: Dipo Sasono

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x