Literasi News - Pada Senin, 1 Februari 2021 lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, resmi meluncurkan Program Sekolah Penggerak. Program ini penyempurnaan dari program sebelumnya terkait transformasi sekolah.
Program ini akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Mekanismenya dilakukan secara bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia tergabung dalam program tersebut.
Program Sekolah Penggerak secara umum berfokus pada pengembangan SDM sekolah. Mulai dari siswa, guru, hingga kepsek. Kualitas siswa diukur melalui pencapaian hasil belajar di atas level yang diharapkan, dengan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan.
Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Dunia, Angka Kematian Karena Corona di Indonesia Tertinggi di Asia
Ruang lingkup program itu mencakup seluruh kategori sekolah, baik negeri dan swasta. Sedangkan pendampingan akan dilakukan selama tiga tahun ajaran, untuk kemudian sekolah dapat melanjutkan upaya transformasi secara mandiri.
Program ini akan dilakukan secara bertahap dan terintegrasi sehingga seluruh ekosistem sekolah di Indonesia akan menjadi Sekolah Penggerak. Pada tahun ajaran 2021/2022, program itu melibatkan 2.500 satuan pendidikan di 34 provinsi dan 110 kabupaten/kota.
Pada tahun ajaran 2022/2023, ada 10.000 satuan pendidikan di 34 provinsi dan 250 kabupaten/kota yang dilibatkan. Lalu, pada tahun ajaran 2023/2024 diterapkan di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota dengan 20.000 satuan pendidikan.
Baca Juga: Setelah Facebook, Militer Myanmar Perintahkan Supaya Twitter dan Instagram Juga Diblokir
Adapun keuntungan yang akan didapat bagi sekolah yang melaksanakan Program Sekolah Penggerak adalah sebagai berikut: