Mengadu ke Ketum PBNU, Gus Yaqut: Presiden Tidak Beri Waktu Panjang kepada Saya

26 Januari 2021, 21:03 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) meminta doa dari keluarga besar PBNU dalam mengemban amanah yang diberikan Presiden Joko Widodo. /Dok. Kemenag RI/Literasi News

Literasi News - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, bersilaturahmi ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Kramat Raya, Jakarta, Selasa 26 Januari 2021.

Dalam kunjungan yang diterima Ketua Umum PBNU, Kiai Haji Said Aqil Siradj, menteri yang biasa disapa Gus Yaqut itu meminta doa dari keluarga besar PBNU dalam mengemban amanah yang diberikan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada dirinya.

"Saya mohon doanya Kiai Said Aqil dan keluarga besar PBNU. Saya menyadari tantangan saya di Kemenag tidaklah mudah, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Presiden tidak memberi waktu panjang kepada saya, melainkan waktu yang pendek," kata Gus Yaqut dalam siaran persnya yang diterima Literasi News, Selasa 26 Januari 2021.

Baca Juga: Innalillahi, Kasus Positif Covid-19 Tembus 1 Juta, Lonjakannya Luar Biasa

Gus Yaqut menerangkan, salah satu yang diinginkan Presiden Jokowi yaitu mempercepat konsep pesantren mandiri yang harus selesai dalam waktu enam bulan.

"Sekali lagi saya mohon doa dari kiai dan semuanya," ujar Gus Yaqut.

Ketua PBNU Kiai Said mengakui jika tugas yang diemban Gus Yaqut sebagai Menteri Agama Republik Indonesia tidak mudah bahkan sangat berat dalam mengemban amanah dan membangun marwah Kementerian Agama ke depan yang menjadi sentral kemanusiaan.

"Mudah-mudahan semua langkah Menag diberi karomah dan diberkahi Allah, aamiin," kata Kiai Said.

Baca Juga: Seorang Pendamping PKH Di Cianjur Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Dana Bansos 17 KPM

Salah satu contoh wujud dukungan untuk menciptakan kemandirian di kalangan pesantren yaitu seperti yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan program One Product One Pesantren (OPOP).

Menurut Kementerian Agama Kantor Wilayah (Kanwil) Jawa Barat OPOP merupakan wujud keberpihakan Pemprov Jabar terhadap pengembangan pendidikan pondok pesantren.

Dikutip dari laman jabar.kemenag.go.id, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat, Adib mengatakan, dapat meningkatkan perekonomian pondok pesantren yang pada akhirnya akan menjadi pondok pesantren mandiri.

Baca Juga: Sesar Cileunyi-Tanjungsari di Ujung Timur Cekungan Bandung Simpan Potensi Gempa 6,3 Magnitudo

"Selain itu juga mengajarkan para santri untuk dapat mengembangkan potensinya," ungkap Adib.

Adib menilai bahwa dengan adanya program OPOP maka tiga peran pondok pesantren sudah dapat dipenuhi dengan baik. Peran yang pertama yaitu pondok pesantren sebagai pusat pendidikan yang menggodok calon-calon ulama.

Peran yang kedua yaitu pondok pesantren berperan sebagai pusat pengembangan sosial kemasyarakatan.

Baca Juga: Heboh Sesar Lembang akan Gempa Tahun 2021, Begini Kata BMKG Bandung

Dalam konteks ini pondok pesantren juga berperan sebagai pengembangan bisnis karena jumlah santri yang banyak maka dimungkinkan terjadinya aktivitas bisnis, dan peran ketiga pondok pesantren sebagai pusat pengembangan dakwah dan sosial keagamaan.***(Daulat)

Editor: Atep Abdillah Kurniawan

Sumber: Kemenag RI

Tags

Terkini

Terpopuler