Literasi News - Keberangkatan umroh kali pertama masa pandemi ini memberi kesan yang sangat berbeda dengan keberangkatan umroh sebelum pandemi.
Karantina satu hari, 26 Januari 2021 di hotel Ibis bandung yang selanjutnya menjalani swab test bukan hanya dipandang sebagai aturan protocol kesehatan semata, melainkan memberikan pemahaman terhadap wilayah syari'ah dalam kriteria istitha'ah menurut kajian fiqih selama ini.
Dengan aturan yang ketat ini dituntut pemikiran para fuqoha untuk merumuskan kembali konsep istitha'ah haji dan umroh masa new normal ini. Sebab dalam pelaksanaan umroh new normal ini hasil hasil swab sangat menentukan gugur atau tidaknya item-item istitha'ah yang lainnya.
Baca Juga: Atasi Krisis Pangan, Ketua Komisi II Ajak Pemuda Jawa Barat Gabung Dalam Program Petani Milenial
Jika hasil swabnya positif maka gugur istitha'ah yang lainnya dan ia tidak dikatakan memenuhi syarat istitha'ah sebagai tamu Allah, demikian sebaliknya jika hasilnya negative maka ia dikategorikan memenuhi kriteria istitha'ah sebagai tamu Allah di tanah suci.
Kesan berikutnya dengan aturan umroh new normal ini, semua disadarkan bahwa alangkah pentingnya disiplin menjaga kebersihan dalam kehidupan kita, sebab kita merasakan sehat pun ternyata belum tentu kita sehat dari covid 19 sebelum hasil swab test ini keluar.
Ini yang dirasakan oleh semua jamaah ketika hari pertama di karantina ketika pukul 11 siang menjalani swab test sampai malam kurang lebih pukul 9 keluar hasil swabnya.
Diantara masa itu sangat terasa oleh saya kecemasan para jamaah menunggu hasil swab, bahkan pada masa mengisi kekosongan waktu antara sholat maghrib dan isya ketika taushiyah melalui zoom meeting, terasa kecemasan bahwa mereka belum tentu dapat berangkat tergantung hasil swabnya masing-masing.
Dalam kondisi kecemasan ini dihujung taushiyah semua berdoa memohon kepada Allah untuk kesehatan semua jamaah sehingga hasil swabnya negative, terasa kekhidmatan.