Literasi News - Pondok Pesantren Al-Rahmat di terletak di Desa Weragati Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka memiliki sebuah bangunan unik yang mirip dengan pagoda atau klenteng.
Menurut salah seorang pengelola Pondok Pesantren Al-Rahmat Adib mengatakan bangunan unik itu merupakan keinginan pemilik pesantren yang terinspirasi dari Mesjid Cheng Ho Surabaya.
"Bentuk suhunan (atap) bangunan lainnya sama seperti bangunan pada umumnya di Majalengka, hanya bangunan bagian tengah ini yang dibentuk seperti Masjid Cheng Ho,” kata Adib dikutip Literasinews.com dari Pikiran-Rakyat.com Rabu, 14 April 2021.
Baca Juga: Demi Warisan dari Mendiang Suami, Seorang Ibu di Majalengka Gugat Anaknya ke Pengadilan
Baca Juga: Pencarian Korban Tenggelam Di Pantai Karapyak Pangandaran Masih Berlangsung, Tim SAR Dibagi 2 SRU
Adib menerangkan bangunan unik yang dicat dengan warna merah mencolok itu dibangun pada lima tahun lalu tepatnya pada tahun 2016 lalu. Berbeda dengan bangunan mesjid dan bangunan lainnya yang dibangun sudah cukup lama.
Bangunan yang terbilang cukup megah ini berbentuk memanjang tepat ditengah-tengahnya ada tiga undakan atap yang mirip dengan pagoda.
Genting bangunan itu nampak berwarna kontras dengan cat berwarna hijau dengan dinding yang di cat berwarna merah.
Baca Juga: Disdukcapil Subang Ditutup, Setelah Pegawainya Positif Covid 19
Baca Juga: Seorang Kades Di Cianjur Ditangkap Satuan Reserse Narkoba Saat Pesta Sabu Bersama Rekannya
Pada bagian tengah atas bangunan pondok pesantren tertulis lafaz Allah. Di bawahnya terdapat tulian Baitul Tahfidz (rumah untuk menghafal Al Qur’an).
Untuk diketahui santri Pesantren Al-Rahmat berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah bahkan ada juga santri dari luar pulau Jawa.
Dengan metode pesantren modern, Pesantren Al-Rahmat memberikan fasilitas sekolah dari TK hingga Aliyah untuk santri yang mondok disana.
Sementara itu, Maman seorang warga Desa Weragati memberikan tanggapan atas bangunan unik di Pesantren Al-Rahmat tersebut.
Menurutnya, bentuk bangunan seperti apapun harus diterima sebagai keberagaman, menghargai keinginan pemiliknya. Dan menghargai sebuah karya seni, demikian juga dengan cat merah yang mencolok, karena itu keindahan.
“Bagus, menarik, unik,” ungkap Maman.
Disclaimer: artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Pondok Pesantren Unik di Majalengka, Dicat Merah hingga Punya 'Pagoda' bak Kelenteng China".***