Kalau Kamu Beneran Bakso Hunter, Merapat Yuk ke Bakso Mang Dadang di Bandung Timur

3 Desember 2020, 14:27 WIB
Bakso Mang Dadang bukan saja ukurannya yang ekstra besar, tapi rasanya yang membuat orang ketagihan dan jadi buruan bagi para 'bakso hunter' dari berbagai tempat, bahkan dari luar Bandung timur. /Foto: Dzikrilhakim/Literasi News

Literasi News - Di Bandung Timur, ada bakso unik untuk kamu para pencinta kuliner satu ini yang begitu banyak digemari.  

Adalah Bakso Mang Dadang, yang hingga saat ini peminatnya tak pernah sepi meski lokasi kedainya agak menjorok dari jalan raya Cileunyi. Kedai Bakso Mang Dadang, tapatnya di Jl Bina Karya 1 Sukahaji No 201, Ds Cimekar, Kec. Cileunyi, kab. Bandung.

Tampilan Bakso Mang Dadang memang unik jika dibandingkan denagn bakso pada umumnya. Keunikan bakso ini terutama pada ukurannya yang ekstra besar, sekira dua kepal tangan orang dewasa.

Baca Juga: Inilah Sejumlah Persyaratan Ketat Perguruan Tinggi yang Akan Menggelar Kuliah Tatap Muka

Rasanya pun bervariasai, dari bakso biasa dengan rasa yang standar seperti bakso pada umumnya, bakso petir, dan bakso ekstra besar yang menjadi ikon Bakso Mang Dadang.

Sejak tahun 2006 lalu, Dadang dan istrinya, Nur Istapia mulai terjun ke bisnis kuliner yang boleh dibilang paling populer seantero nusantara itu.

Diawali dengan menu bakso yang standar, bahkan saat itu masih mengandalkan bakso buatan pabrik yang dibelinya di pasar, kemudian pada tahun 2009 Dadang dan Nur mencoba berinovasi.

Baca Juga: Giroud Gemilang Borong Empat Gol saat Chelsea Taklukan Sevila, Krasnodar Menang Tipis atas Rennes

Keduanya memberanikan diri untuk membuat bakso sendiri, bahkan dengan ukuran ekstra besar yang tak lazim untuk sebuah ukuran bakso.

Namun keyakinan mereka ternyata tidak meleset. Bakso super besarnya ternyata banyak digemari orang. Bahkan dari hari ke hari, pelanggannya semakin bertambah.

Hingga saat itu brand baksonya masih menggunakan ‘Bakso Mang Dadang’ seperti yang digunakannya saat ini.

Baca Juga: Memasuki Musim Hujan, Berikut 5 Lagu yang ‘Wajib’ Kamu Dengarkan

Namun beberapa tahun lalu brand baksonya sempat berubah menjadi ‘Bakso Istigfar’, terkait ukurannya yang ekstra besar. Nama itu diusulkan oleh pelanggannya sendiri, para mahasiswa yang ngekos tidak jauh dari kedai mereka.

“Awalnya sering ada mahasiswa yang berkunjung ke sini. Lalu mereka selalu mengucap ‘astagfirulloh’ karena kaget melihat baksonya yang besar. Pada saat itu, salah seorang dari mahasiswa itu menyarankan untuk memberi nama bakso istigfar,” ujar Nur.

Saran itupun diterimanya, yang kemudian menamakan kedainya menjadi ‘Bakso Istigfar Mang Dadang’. Dan di luar dugaan, brand tersebut membawanya pada keberuntungan, di mana pelanggannya semakin bertambah dan bertambah.

Baca Juga: Banyak Adu Domba di Medsos, Puluhan Ulama Jawa Barat Diajari Literasi Digital

Namun ketika usahanya mulai melejit, ternyata di tempat lain nama Bakso Istigfar sudah ada yang terlebih dahulu menggunakan di kisaran pusat Kota Bandung.

Atas segala pertimbangan, Dadang dan Nur pun bersepakat untuk menghapus nama ‘istigfar’ pada brand produk baksonya.

“Tanpa sepengetahuan saya, ada yang mendirikan usaha bakso dengan nama yang sama, ‘Bakso istighfar’. Jadi sekarang namanya saya ganti jadi Baso Mang Dadang,” kata Nur Ketika dijumpai di kedainya.

Baca Juga: Duh, Gara-gara Kontak sama Anies Baswedan dan Riza Patria, 437 Orang Wajib Dites Usap PCR

Namun ia tetap tidak menghilangkan samasekali nama ‘istigfar’ tersebut. Sejak saat itu nama istigfar hanya digunakan untuk menu special mereka, bakso yang berukuran ekstra besar.

“Bakso istighfar hanya jadi nama menu andalan saja,” kata Nur Istapia.

Ia menambahkan, untuk menu lainnya iapun menyiapkan sajian bakso biasa dan bakso petir yang disajikan bagi mereka yang suka dengan rasa ekstra pedas.

Baca Juga: Performa Jelek Madrid Disorot, Kini Ujian Berat Segera Menanti

Sedangkan bakso biasa dengan rasa dan ukuran standar biasanya untuk sajian anak-anak atau pelanggan dewasa yang tidak berminat dengan kedua menu unik tersebut.

Di tengah musim pandemi ini, kata Nur, omset penjualan memang mengalami penurunan, tetapi kondisi tersebut tidak membuat semangatnya menyusut.

Kendati perekonomian mengalami krisis secara global yang berpengaruh pada kemampuan daya beli, yang juga berpengaruh pada tetapi bakso tetaplah memiliki daya tarik tersendiri yang sulit diusik oleh kondisi apapun.

Baca Juga: Tersangka Penipuan dan Penggelapan Modus Paket Arisan Ditangkap, Laporan Korban Kerugian Capai Rp9 M

Kendati kondisi ekonomi tengah krisis gegara pandemi, pengunjung tetap saja berdatangan meski mengalami penurunan. Antusiasme konsumen tetap tidak luruh, bahkan pelanggan setia dari luar daerah Cileunyi tetap berdatangan memburu bakso istigfarnya.

“Memang yang berkunjung ke sini kebanyakan dari luar desa Cimekar (Cileunyi), seperti dari Cipadung, Ujungberung, Cileunyi dan banyak lagi,” ungkapnya.

Bakso Mang Dadang dengan menu andalan Bakso Istigfarnya siap dihidangkan di depan pelanggannya mulai pukul 09:00 WIB. Dan pelanggan akan gigit jari jika tiba lebih dari pukul 20:00 .***

Editor: Atep Abdillah Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler