Mencermati Gaya Kampanye ‘Cerdas’ di Pilkada Kabupaten Bandung 2020

- 15 Oktober 2020, 22:52 WIB
Penetapan nomor urut Pilkada Kabupaten Bandung.
Penetapan nomor urut Pilkada Kabupaten Bandung. /Pikiran-rakyat.com/Handri Handriansyah/

“Masing-masing paslon beserta timnya tentu akan berusaha untuk menjaring potensi suara dengan menyuguhkan konten-konten naratif di media baik berupa teks, visual, infografik, termasuk video, yang sifatnya berupa ajakan langsung untuk mendukung atau dengan mewacanakan narasi-narasi persuasif,” ujar Dedi.

Dari tiga pasangan calon tersebut, Dedi menilai ada keunikan tersendiri dari gerakan politik yang dilakukan oleh paslon nomor urut 1, yakni Kurnia Agustina, atau kerap disebut Teh Nia. Ia menilai sosialisasi politik yang dilakukan Kurnia Naser lebih implementatif melalui Gerakan Indung Bandung-nya, sebuah gerakan budaya dan ekonomi kreatif.

Baca Juga: Cegah Banjir, Pendamping Desa Harus Dorong Pemerintah Desa untuk Bangun Embung

“Gerakan Indung Bandung ini, saya menilainya lebih elegan karena substansinya lebih ke gerakan penyadaran budaya sekaligus membangun mindset (pola pikir) produktif masyarakat Kabupaten Bandung ke depan. Dan gerakan ini riil, faktanya bisa ditelusuri di laman website atau di media-media sosial,” tegas Dedi.

Menurutnya, dalam gerakan tersebut tidak ditemukan sentimen negatif, semua diisi dengan narasi positif untuk menyadarkan kembali rasa kepemilikan masyarakat Kabupaten Bandung akan tanah kelahirannya atau tempat yang ditinggalinya saat ini.

Begitu pula gerakan ekonomi yang dilakukan oleh The Nia ini, yang mengkampanyekan untuk mendahulukan produk lokal dan gerakan belanja ke warung tetangga dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekundernya.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Bukan Solusi, Tuntut Tanggungjawab Presiden, DPR RI, Gubernur dan DPRD Jabar

Terlebih pandemi global Covid-19 yang sudah berjalan hampir satu tahun ini, telah melumpuhkan hampir semua sendi kehidupan, terutama ekonomi. Dan krisis ekonomi yang terjadi saat ini lebih parah dari krisis ekonomi di masa reformasi, di mana pada saat itu hanya korporasi besar yang terdampak, sedangkan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih relatif stabil saat itu.

“Tapi sekarang lain ceritanya, krisis akibat pandemi sudah menembus ranah UMKM. Nah ini saya kira sangat tepat dengan strategi yang diambil oleh calon nomor satu melalui gerak lokalnya, yakni mendorong masyarakat untuk memprioritaskan produk lokal dan belanja ke warung tetangga. Dengan cara seperti inilah sektor UMKM bisa bertahan. Terlebih yang dilakukannya kan bukan Cuma mengumbar janji, tetapi membantu secara langsung agar produksi sampai pemasarannya bisa berjalan,” papar Dedi.

Baca Juga: Langkah Ini yang Harus Dilakukan Agar Anak-anak Tidak Lagi Ikutan Demo

Halaman:

Editor: Atep Abdillah Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah