Bulan ini Bio Farma mulai Produksi 1,5 juta Reagen, Targetnya akan Dinaikan Jadi 3 juta per bulan

- 5 Oktober 2020, 17:37 WIB
Ilustrasi: Petugas memeriksa hasil reagen rapid test COVID-19 di mal Apollo, Tulungagung, Jawa Timur.
Ilustrasi: Petugas memeriksa hasil reagen rapid test COVID-19 di mal Apollo, Tulungagung, Jawa Timur. /ANTARA/Destyan Sujarwoko
Literasi News - PT Bio Farma (Persero) bulan ini sudah mulai memproduksi reagen untuk pemeriksaan Covid-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) atau tes PCR. Kapasitas produksi bulan ini 1,5 juta, dan ditargetkan bisa mencapai 3 juta per bulannya.
 
Hal itu dikatakan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin 5 Oktober 2020. Ia menyatakan produksi reagen mulai dilakukan bulan ini dengan kapasitas produksi 1,5 juta.
 
Honesti menuturkan peningkatan produksi reagen untuk tes PCR didorong menjadi 3 juta tes per bulan guna mendukung target pemerintah melakukan tes pemeriksaan Covid-19 hingga 80 ribu tes per hari.
 
 
"Sekarang kami sudah bisa produksi reagen untuk tes PCR yang selama ini kita kewalahan karena rebutan produk ini. Mulai bulan ini kami sudah bisa memproduksi dengan kemampuan produksi 1,5 juta tes per bulan dan kami sedang mencoba menaikkan kapasitas menuju 3 juta per bulan," katanya dilansir Kantor Berita Antara.
 
Dia mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan 80 ribu tes, berarti minimal per bulannya harus menyiapkan  2,4 juta-2,5 juta reagen. "Makanya kami sedang coba meningkatkan kapasitas 3 juta reagen produksinya," katanya.
 
Selain mulai memproduksi reagen sendiri, holding BUMN farmasi melalui Kimia Farma juga telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kementerian Riset dan Teknologi untuk memproduksi rapid test kit (alat tes cepat) dengan target produksi 100 ribu tes per bulan.
 
 
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta BPPT dan Bio Farma segera memproduksi alat tes PCR dan tes cepat (rapid test kit) untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan dalam negeri.
 
Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menyebut alat tes PCR Bio Farma sudah bisa diproduksi 1,5 juta dan bisa naik 3,5 juta per bulan.
 
"Tapi yang betul-betul mesti diperhatikan adalah stok reagen-nya. Reagen ini saya minta Pak Honesti (Dirut Bio Farma) untuk juga produksi dalam negeri. Produksi dalam negeri masih terbatas, sekarang bagaimana kita tingkatkan kapasitas itu," ujar Luhut.
 
 
Reagen diperlukan untuk ekstraksi yang digunakan dalam pengecekan spesimen. Reagen berisi sejumlah senyawa kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus penyebab penyakit COVID-19.***

Editor: Hasbi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah