"Penyelidikan mengungkapkan bahwa salah satu tersangka merupakan warga lokal dan satu lainnya merupakan warga negara asing," tuturnya.
Baca Juga: Solusi Atasi Limbah Sampah Plastik dengan Cara Alternatif Ecobrick
KJRI sebagai Perwakilan RI di Malaysia, kata Sigit, berfungsi melindungi warga negara Indonesia yang ada di wilayah kerja mereka.
“Kami pantau secara dekat. Kita koordinasi kalau ada perkembangan dari polisi terkait perkembangan kasus dan lain-lain. Sampai hari ini sudah di JPU. Jadi istilahnya laporan Radja ditindaklanjuti aparat penegak hukum yang ada di Malaysia, sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang ada di Malaysia,” ujar dia.
Kronologi Ancaman Pembunuhan Pada Band Radja
Dalam laporan ke kepolisian, menurut Konjen Sigir, Ian Kasela menyampaikan bahwa pada 11 Maret malam ada dari pihak event organizer (EO), yakni Mimosa Events & Entertainment mendatangi kamar ganti tempat tim KJRI Johor Bahru sempat bertemu dengan grup Band Radja, dan langsung marah-marah terkait kontrak.
Pihak Radja, justru bertanya ada apa, karena tidak mengerti persoalannya. Kemudian Ian Kasela dan grup bandnya merasa kaget dan takut, karena ada kata-kata kasar dan ancaman, maka mereka melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian di Johor Bahru, ujar Sigit.
CEO Mimosa Events & Entertainment menunggah pernyataan melalui akun Instagram @mee2_events pada Senin, 13 Maret 2023, menyebut berita terkait insiden yang terjadi pada 11 Maret usai konser Band Radja di Larkin, Johor Bahru, tidak menggambarkan keadaan sebenarnya.
Pihak daru Mimosa dalam menyebutkan persoalan itu muncul karena salah paham mengenai komitmen komersial dan operasi saat konser berlangsung.
Setelah diselidiki lebih lanjut, Grup Band Radja tidak mengetahui tentang semua isu yang menjadi permasalahan sebelum dan sesudah konser terjadi, komunikasi hanya dilakukan EO melalui manajer lokal grup band tersebut.
Lewat pernyataan resmi itu pula pihak penyelenggara konser mengatakan kesal atas insiden tersebut dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada Grup Band Radja.