"Pertama pergerakan tanah terjadi pada 2014, terjadi lagi 2016 dan sekarang 2021. Untuk sekarang jadi yang terparah," ujarnya.
Baca Juga: Sadis, Jenazah Seorang Bocah Perempuan Berusia 7 Tahun Ditemukan Dalam Karung
Baasiyah (48) warga Kampung Cipari, mengatakan, dirinya memilih untuk mengungsi lantaran khawatir karena sebagian rumahnya ambruk.
"Saya mengungsi dan membawa perabotan ke rumah orang tua saya, karena disini saya takut akan longsor," kata Baasiyah.
Di sisi lain, Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan, mengatakan pihaknya sudah menyiagakan petugas yang akan memantau kondisi pergerakan tanah di Desa Rawabelut.
Baca Juga: TOL CIPALI AMBLAS, Pengelola Bikin Jalur Darurat tapi Tidak Beres Hari Ini
"Petugas dari BPBD dan Retana sudah di lokasi. Akan dipantau terus. Jika kembali terjadi retakan tanah, petugas akan segera melakukan evakuasi untuk mencegah terjadinya korban jiwa," pungkas Irfan.***