Inilah Bedanya Vaksin Covid-19, Sinovac, Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca

19 Desember 2020, 06:00 WIB
Tiba di Bandung, Vaksin Covid-19 Bakal Diuji BPOM dan Bio Farma /ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/

 


Literasi News - Merebaknya wabah Covid 19 membuat berbagai negara di belahan dunia berlomba-lomba untuk mendapat vaksin Covid-19.

Hal itu, dilakukan agar setiap warganya terbebas dan terhindar dari pandemi Covid-19

Di Indonesia melalui Kementrian Kesehatan RI mengizinkan sekitar enam jenis vaksin Covid-19.

Diantaranya  empat yakini  Sinovac, Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca.

Baca Juga: Mekanisme Pengajuan Belajar Tatap Muka 2021, Begini Kata Kadisdik Jabar


Berikut kami ulas apa bedanya keempat jenis vaksin Covid-19 tersebut.

Berita ini dilansir dari Pikiran-Rakyat.com dengan judul : Vaksin Covid-19 Sinovac, Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca, Apa Bedanya?

1. Isi Vaksin

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BHF, Vaksin Sinovac berisikan virus-virus SARS-CoV-2 yang inaktif alias 'mati' untuk membangkitkan imun tubuh.

Virus-virus penyebab Covid-19 sebelumnya telah dimatikan oleh peneliti menggunakan zat kimia sehingga tidak membuat tubuh jatuh sakit.

Sementara itu, vaksin AstraZeneca-Oxford menggunakan adenovirus yang dilemahkan untuk menciptakan kekebalan tubuh menghadapi Covid-19.

Baca Juga: Bundesliga Pekan ke 13, Duel Bayern Munich vs Leverkusen. Siaran Langsung di NET TV dan Mola TV

Adapun, Moderna dan Pfizer-BioNTech menggunakan mRNA yang bisa mendorong sel tubuh memproduksi antigen untuk melawan Covid-19.

Penggunaan mRNA belum banyak digunakan untuk vaksin sehingga dianggap inovatif, namun bisa menimbulkan persoalan juga.

2. Dosis


Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Sky News, masing-masing vaksin harus diberikan dalam dua dosis dengan jeda waktu yang berbeda agar imunitas tubuh terbentuk.

Pfizer-BioNTech membutuhkan jeda tiga pekan antarpenyuntikan vaksinnya.

Sedangkan, Moderna dan AstraZeneca-Oxford membutuhkan empat pekan jeda waktu antarvaksinasi.

Baca Juga: 8 Daerah Masuk Zona Merah Di Jawa Barat, Berikut Ulasannya

Untuk Sinovac, belum begitu jelas. Pasalnya, hasil uji klinis tahap III vaksin ini belum lengkap.

3. Efektivitas dan Kemanjuran

Data terakhir menunjukkan vaksin Pfizer-BioNTech berhasil menciptakan imunitas hingga 95 persen selama 28 hari penyuntikan pertama.

Bagi penduduk lansia, yakni yang berusia di atas 65 tahun, efektivitasnya mencapai 94 persen.

Sementara itu, hasil uji klinis Moderna menunjukkan efektivitas yang mencapai 94,5 persen, namun data masih bisa berubah karena pengujian masih terus dilakukan.

Baca Juga: 8 Daerah Masuk Zona Merah Di Jawa Barat, Berikut Ulasannya

Vaksin AstraZeneca-Oxford efektif 62 persen pada penyuntikan pertama, kemudian naik menjadi 90 persen pada penyuntikan kedua.

Adapun Vaksin Sinovac, belum ada kejelasan dan kepastian lantaran uji klinis tahap III masih terus dijalankan.

4. Distribusi

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, vaksin Sinovac dan AstraZeneca-Oxford menjadi yang paling ramah dalam rantai distribusi dingin alias cold chain.

Kedua vaksin itu hanya butuh suhu minus 2 hingga 8 derajat Celsius untuk sampai ke tangan penerima.

 Baca Juga: Jadwal Liga Inggris dan Bundesliga, Akhir Pekan ini. Berikut Siaran Langsung di NET TV dan Mola TV

Sementara itu, Moderna membutuhkan suhu minus 20 derajat Celsius dan Pfizer-BioNTech butuh suhu minus 75 derajat Celsius.

Inilah yang menjadi hambatan Indonesia mendapatkan vaksin Pfizer-BioNTech ataupun Moderna sebagaimana penuturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Mahbub Ridhoo Maulaa/Pikiran Rakyat)***.

 

Editor: Zaenal Mutaqin

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler