Bantu Tangani Covid-19, Kemenristek Salurkan Produk Uji Cepad dan Tehdia Karya Peneliti Unpad

9 Desember 2020, 10:11 WIB
Produk Inovasi Uji Cepad dan Tehdia karya Peneliti Unpad disalurkan Kemenristek /Humas Unpad/

Literasi News - Sejumlah produk inovasi yang dihasilkan oleh peneliti Universitas Padjadjaran didistribusikan untuk membantu penanganan Covid-19, khususnya di Jawa Barat. Produk inovasi tersebut difasilitasi oleh program Bakti Inovasi Indonesia Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional RI.

Proses pendistribusian secara simbolis dilakukan pada acara penyerahan produk inovasi program Bakti Inovasi Indonesia Kemenristek/BRIN di halaman depan Gedung Sate, Bandung, Selasa 8 Desember 2020. Penyerahan dilakukan langsung oleh Menristek Prof. Bambang S. Brodjonegoro kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Produk inovasi Unpad yang diserahkan antara lain, Uji Cepad: Covid-19 Antigen dan Tehdia. Inovasi Uji Cepad dikembangkan oleh tim peneliti yang diketuai Dosen Kimia FMIPA Unpad Muhammad Yusuf, PhD. Sementara “Teh Dia” merupakan produk inovasi teh celup alami hasil kombinasi daun teh hijau dengan daun stevia yang dikembangkan Guru Besar Fakultas Farmasi Unpad Prof. Keri Lestari, M.Si., Apt.

Baca Juga: Jadwal Acara SCTV Hari Ini 9 Desember 2020: Ikuti Terus Quick Count Pilkada Sehat Pukul 14.15 WIB

Menristek mengatakan, inovasi ini diharapkan dapat menekan angka impor produk jadi di Indonesia, khususnya alat-alat kesehatan. Jika melihat data, sebanyak 94% pemenuhan kebutuhan alat kesehatan di Indonesia berasal dari impor. “Impornya ini tidak tanggung-tanggung. Dari mulai alat-alat canggih, sampai kepada alat sederhana,” ujar Menristek.

Selama pandemi, impor alat kesehatan menjadi meningkat. Hal ini kemudian memunculkan kesadaran ilmuwan untuk mengembangkan alat kesehatan sendiri.

Diharapkan, kesadaran ini dapat membentuk ekosistem baru di bidang inovasi alat kesehatan. “Kalau kita tidak terbiasa untuk membuat sesuatu karena sudah keenakan melakukan impor, ekosistemnya tidak terbentuk,”  ungkapnya.

Baca Juga: Belum Dapat BLT Subsidi Upah ? Simak Cara Mengajukan Pengaduannya Disini

Untuk itu, Kemenristek/BRIN berupaya mengakomodasi beragam inovasi yang sudah dihasilkan peneliti Indonesia untuk diaplikasikan secara langsung di masyarakat. Untuk produk Uji Cepad, misalnya, Kemenristek/BRIN telah memesan 3.000 unit untuk memenuhi kebutuhan di RSHS dan RSP Unpad.

Ditemui di sela kegiatan, ketua tim riset Cepad Muhammad Yusuf mengatakan, alat Uji Cepad yang pertama kali dikenalkan pada Mei lalu ini sudah masuk ke tahap produksi oleh mitra industri, yaitu PT. Pakar Biomedika. “Alhamdulillah, sekarang sudah mendapat izin edar sebagai alat kesehatan dalam negeri oleh Kemenkes RI,” ujarnya.

Dalam menunjang penanganan Covid-19, Yusuf dan tim terus melakukan pengembangan produk Cepad. Dimulai sejak April 2020, tim berfokus pada pengembangan, salah satunya dari sisi akurasinya.

Baca Juga: Belasan Pohon Tumbang Diterjang Hujan Deras dan Angin Kencang, Tiga Orang Alami Luka luka

Diakui Yusuf, banyak hambatan yang dihadapi tim saat mengembangkan Cepad. Satu di antaranya adalah menguji produk terhadap sampel virusnya secara langsung. Di awal, tim baru melakukan uji kepada protein antigen virusnya.

Penelitian pun mendapat dukungan dari beberapa laboratorium penguji spesimen Covid-19. Lewat dukungan tersebut, Yusuf dan tim bisa melakukan pengujian produk dengan sampel klinis secara langsung.

“Awal-awal kami juga menemui kendala, sensitivitasnya rendah. Tapi, alhamdulillah, kami banyak di-support sama peneliti lain,” jelasnya.

Baca Juga: Barcelona Takluk Dikandang, Kalah Telak dari Juventus. Dinamo Kyiv Menang masuk ke Liga Eropa

Hasilnya, sensitivitas Uji Cepad saat ini sudah 93%. Perolehan hasil ini merupakan peningkatan dari sebelumnya di bawah 10%, hingga 70%. Proses pengambilan Uji Cepad saat ini masih menggunakan sampel nasofaring (swab).

Ke depan, Yudi dan tim akan mengembangkan versi kedua Cepad yang bisa digunakan secara mandiri. Sampel yang diambil tidak lagi lewat hidung, tetapi bisa menggunakan spesimen air liur. “Jadi nanti orang bisa menggunakannya secara mandiri, tidak perlu bantuan nakes,” kata Yusuf.***

Editor: Hasbi

Tags

Terkini

Terpopuler