Gempa Megathrust, Rakor Pemkab Garut Bahas Potensi dan Antisipasinya

- 2 Oktober 2020, 21:56 WIB
Ilustrasi: Prakiraan cuaca  Jawa Barata hari Ini, Rabu 30 September 2020
Ilustrasi: Prakiraan cuaca Jawa Barata hari Ini, Rabu 30 September 2020 /BMKG/
Literasi News - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut bersama para camat dan kepala desa dari tujuh wilayah yang berpotensi terancam bencana mengelar rapat koordinasi (rakor). Rakor membahas  hasil riset para ahli dari Institut Teknologi Bandung ( ITB ) yang disampaikan Triyono selaku kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG terkait potensi gempa bumi dengan magnitudo 9,1 SR yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter.
 
Rakor dilaksanakan di aula Madrasah Aliyah Al-Maarif, Kecamatan Cikelet diikuti tujuh camat serta 22 kepala desa yang ada di wilayah pesisir pantai selatan Garut. Adapun tujuh kecamatan yang berpotensi terdampak jika bencana dahsyat itu terjadi yaitu Pameungpeuk, Cikelet, Cibalong, Mekarmukti, Caringin, Bungbulang, dan Kecamatan Caringin.
 
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman yang hadir dalam kegiatan rakor mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak lantas menyikapi hal ini dengan berlebihan. Namun semuanya harus lebih meningkatkan kewaspadaan.
 
 
"Di tengah pandemi Covid-19 seperti ini, kita juga dihadapkan kembali dengan hasil penelitian yang sangat menghebohkan, yaitu gempa megathrust yang dapat menimbulkan tsunami tinggi gelombang 20 meter. kita  harus tetap sabar, berdoa, tetap tenang dan waspada terhadap berbagai kemungkinan," ujarnya.
 
Helmi menyampaikan keyakinannya jika tetap bersabar dan iklas, maka akan ada hal baik yang Allah tetapkan untuk hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa. Nanun keyakinan ini jangan sampai membuat lengah dan berleha-leha.
 
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Firman Karyadin, juga turut memberikan edukasi melalui tayangan-tayangan tentang megathrust berikut asal muasal gempa megathrust.
 
 
Menurutnya, tidak bisa dipungkiri yang disimpulkan oleh masyarakat dari informasi yang beredar saat ini gempa megathrust itu sesuatu yang baru dan akan segera terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan serta tsunami dahsyat.
 
"Meski pemahaman seperti ini kurang tepat, tetapi kita harus tetap memberikan edukasi kepada masyarakat selatan jawa khususnya agar selalu waspada. Paling tidak, kita bisa bersama-sama menyiapkan sarana prasarana untuk meminimalisir dampak kerusakan maupun korban, mulai dari jalur evakuasi hingga tempat aman, dan hal lainnya," kata Firman dilansir pikiran-rakyat.com.
 
Firman mengungkapkan, zona megathrust sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.
 
 
Jika terjadi gempa, tambahnya, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). Peristiwa ini tentu bisa menimbulkan terjadinya tsunami.
 
Lebih jauh Firman menerangkan kepala desa yang ikut rakor yaotu Mekarsari, Sancang, Karyasari, Karyamukti dan Desa Sagara (Kecamatan Cibalong), Mancagahar, Mandalakasih, Pameungpeuk dan Jatimulya (Kecamatan Pameungpeuk), Pamalayan, Cikelet, Cigadog dan Cijambe (Kecamatan Cikelet), Cijayana, Jagabaya, dan Karangwangi (Kecamatan Mekarmukti).
 
Selain itu, ada juga Desa Karangsari (Kecamatan Pakenjeng), Desa Desa Sinarjaya (Kecamatan Bungbulang), serta Desa Cimahi, Indralayang,  Purbayani dan Desa Samuderajaya (Kdcanatan Caringin).***

Editor: Hasbi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x