Survei Vaksin Covid-19: 73 Persen Warga Jabar Ogah Pakai Vaksin Impor

14 Desember 2020, 17:14 WIB
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras. /DHEMAS REVIYANTO/ANTARA FOTO

Literasi News – Hasil survey yang dilakukan Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat, 73,4persen warga Jawa Barat menginginkan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri.

Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19, Ridwan Kamil yang juga Gubernur Jawa Barat, menjelaskan, hasil survey yang dilakukannya menunjukkan bahwa 93persen warga Jawa Barat sudah mengetahui tentang vaksinasi Covid-19.

Ridwan Kamil menilai sosialisasi yang dilakukan pemerintah melalui berbagai macam platform media berjalan baik.

Baca Juga: 17.000 RW Disiapkan Jadi Relawan Satgas Penanganan Covid-19 di Kabupaten Garut

“Jadi ini sosialisasi berjalan dengan baik. Persepsi vaksin itu, yang tidak bersedia (divasinasi) hanya 9persen, sangat kecil,” ujar Ridwan Kamil, di gedung Sate Kota Bandung, Senin 14 Desember 2020.

Sementara warga yang belum memutuskan bersedia divaksin mencapai 43,8persen. Sebaliknya, warga yang sudah yakin ingin divaksin mencapai 47,1persen.

“Nah yang belum memutuskan itu kebanyakan karena ingin mendapatkan informasi lebih dalam sebelum berkeyakinan untuk divaksin,” papar Ridwan Kamil.

Baca Juga: Terkait Korupsi Rp323,7 miliar, Enam Pejabat PT DI Diperiksa di Polrestabes Bandung

Selanjutnya, dari 100persen warga yang disurvei, 73,4persennya menginginkan vaksin produksi dalam negeri. Namun Ridwan Kamil tidak menjelaskan, kenapa warga lebih banyak yang menginginkan vaksin buatan dalam negeri.

“Kita doakan vaksin dalam negeri ini lancar,” katanya.

Sepeti diketahui, Indonesia telah mendatangkan vaksin buatan Sinovac sebanyak 1,2juta dosis dari Tiongkok beberapa waktu lalu.

Hingga saat ini vaksin siap pakai tersebut belum bisa digunakan karena masih menunggu pemeriksaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Baca Juga: Terkait Korupsi Proyek di Kota Banjar Jawa Barat, KPK Geledah Rumah Mewah

Kata Ridwan Kamil, Vaksin impor tersebtu berbeda dengan vaksin buatan Biofarma yang digunakan untuk ujicoba bagi sekitar 1.500 relawan termasuk dirinya.

“Yang dibeli langsung ada 1,2juta, itu menunggu keputusan BPOM. Itu berbeda dengan vaksin yang dites oleh relawan seperti saya di Biofarma,” katanya.

Sesuai keputusan pemerintah pusat, kata Ridwan Kamil, vaksin Sinovac yang 1,2juta dosis itu diprioritaskan untuk tenaga kesehatan, TNI Polri, dan pihak-pihak yang berprofesi rawan akan penularan virus Covid-19, termasuk untuk warga yang berada di zona merah.***

Editor: Atep Abdillah Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler