Kalau Ditanya, Ada Berapa Jenis Binatang di Relief Borobudur, Ini Jawabannya

10 Desember 2020, 17:21 WIB
Candi Borobudur di Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah /kemenpar/


Literasi News - Ucapan terima kasih perlu diucapkan kepada para perajin di masa lalu yang telah membangun Candi Borobudur menjadi sebuah mahakarya kebanggaan bangsa Indonesia. Selain menjadi pusat keagamaan terbesar umat Buddha di dunia, candi ini juga menjadi tempat wisata populer.

Digali lebih dalam lagi, dengan memperhatikan relief-relief yang terpahat, ada kisah hidup yang menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia.

Pada candi yang dibangun tahun 770 masehi itu, ada 2.672 relief di setiap dindingnya. Relief-relief ini berada di bagian dasar dari candi dengan enam teras berbentuk bujur sangkar.

Baca Juga: Beda Nasib Antara Anak Pakar Tata Negara dengan Anak dan Mantu Jokowi Dalam Pilkada 2020

Secara garis besar, ada dua tema dari ribuan relief tersebut. Pertama, relief Lalitavistara yang mengisahkan perjalanan hidup Sang Buddha Sidharta Gautama. Kedua relief Karmawibhangga yang bercerita mengenai hukum sebab akibat.

Relief-relief itu adalah rangkaian cerita dan seperti sebuah pusat data kuno lengkap. Salah satunya menyimpan catatan penting mengenai keanekaragaman hayati Indonesia dengan kehadiran pahatan beberapa spesies fauna.

Pada candi yang yang terletak di Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah itu, ada 315 individu fauna dan 63 jenis flora yang terpahat pada bagian reliefnya. Relief yang menggambarkan fauna dan pemanfaatannya oleh masyarakat pada waktu itu, menjadi katalog spesies Jawa kuno terlengkap saat ini.

Baca Juga: Komisi X Dorong Munculnya Penggerak Literasi Desa

Fakta itu terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Balai Konservasi Borobudur (BKB), beberapa waktu lalu. Kajian soal terkait relief fauna di Borobudur dilakukan melalui metode diskusi bersama dengan ahli-ahli berlatar belakang keilmuan fauna yang berbeda. Seperti ahli reptil, mamalia, aves, moluska, dan ikan.

"Ini juga terkait prosedur identifikasi jenis fauna berdasarkan morfologi, karakter perilaku, dan psychological features," kata plt Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi, saat jadi pembicara dalam seminar daring bertema "Knowledge Sharing di Balik Produksi Borobudur", yang diadakan LIPI beberapa waktu lalu.

Berdasarkan pengamatan dan studi yang dilakukan para pakar Pusat Penelitian Biologi LIPI dan BKB, ditemukan bahwa dari 120 panil cerita pada relief Lalitavistara, 61 di antaranya ada pahatan fauna. Panil adalah potongan relief pada tiap dinding candi yang berisi kisah saling berhubungan antarrelief.


Pahami Fauna

Pahatan fauna tadi terdiri dari 52 jenis satwa. Sebanyak 47 di antaranya teridentifikasi hingga tingkat spesies dan 5 satwa lainnya hingga tingkat famili.

Para ahli LIPI dan BKB mendapati bahwa dari 52 spesies dan famili yang teridentifikasi pada relief candi itu, terbagi menjadi kelas. Yaitu actinopterygii (ikan), aves (burung), gastropoda (siput), mamalia, dan reptil.

Hasil identifikasi juga menemukan bahwa ada 4 spesies actinopterygii dari 4 famili dan 21 spesies aves dari 15 famili. Hanya 1 spesies gastropoda ditemukan pada relief dan 23 spesies mamalia dari 18 famili dan 3 spesies reptil dari 3 famili.

Baca Juga: Kilas Balik Serunya Film ‘Petualangan Sherina’

Satwa yang teridentifikasi, antara lain, gajah, dan kijang muncak (Muntiacus muntjak) atau kidang dalam bahasa Jawa. Ada pula burung jelarang hitam (Ratufa bicolor) atau dikenal dengan nama jiarang, burung pipit (Estrildidae), dan harimau loreng (Panthera tigris).

Dari 52 spesies yang teridentifikasi itu, hanya 1 fauna yang tidak ada di Nusantara kuno, yaitu singa. Namun, singa bisa ditemukan di India, asal dari Kitab Lalitavistara. Cahyo menduga, kemungkinan besar singa itu memang tersurat di naskah Lalitavistara sehingga dipahat di Borobudur.

Panil dengan pahatan spesies fauna terbanyak adalah mengenai kisah Bodhisattva (calon Buddha) yang akan menyeberangi Sungai Gangga saat sedang meluap. Pada relief ini terpahat 9 jenis fauna. Sementara, fauna yang paling banyak muncul di panil ialah burung merak hijau (Pavo muticus) yang terpahat pada 15 relief.

Baca Juga: Gelar Gerakan Sejuta Buku Untuk TBM, Syaiful Huda; Literasi Untuk Membangun Peradaban Indonesia

“Kami sangat takjub melihat ini. Dalam konteks ilustrasi sangat detail. Begitu sesuai dengan realitas atau kehidupan setiap jenis spesies yang ada. Para pemahatnya cerdas yang memiliki banyak keahlian seperti taksonom, ekologis, ethologis, dan ilustrator sains," kata Cahyo.

Cahyo menuturkan, zaman sekarang, untuk mengamati perilaku fauna, para peneliti harus keluar-masuk hutan. "Hebatnya, para pemahat relief di Candi Borobudur ini, seperti ahli biologi. Mereka memahami flora dan fauna, termasuk aspek-aspek biologi yang ada di setiap gambar yang dipahat oleh mereka," ucapnya.

Baca Juga: Inilah Lirik Lagu 'Menghapus Jejakmu' Ariel Noah dan BCL Yang Kini Jadi Trending

Para pemahat itu, kata Cahyo, mampu memahat secara rinci dan benar jenis hewan sesuai dengan habitatnya. Misalnya, pada sebuah panil ada pahatan burung dan kera berada di pohon. Lalu, ada buaya sedang berjemur di sungai.

Kajian tentang makna kehadiran spesies fauna menjadi penting dan menarik untuk melengkapi cerita panil serta menambah nilai Candi Borobudur sebagai wisata sejarah dan edukasi. Selain itu, kemunculan fauna di candi-candi itu dapat memberikan gambaran keberadaan setiap spesies yang ada di Jawa dan menawarkan gambaran lingkungan yang lebih lengkap. ***

Editor: Dipo Sasono

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler