Network
Literasi News - Secara mendasar, tujuan awal Allah SWT, menciptakan manusia adalah untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya (QS. Az-Zariyat [51]: Ayat 56), sebagai bentuk ketundukkan (al-khudlu') kepada Allah SWT agar manusia tetap terikat oleh komitmen dan pengikat diri terhadap nilai-nilai kebenaran dan kemuliaan.
Tugas Ibadah ini jangan hanya dipandang sederhana dan sempit, sebatas bentuk formalistik kemanfaatan (pahala) ukhrawi/akhirat saja. Apabila seperti itu, akhirnya akan membentuk pemikiran suatu ibadah itu hanya kewajiban, bahkan beban dan akan berakhir (gugur) setelah selesai dilakukan.
Sistem ibadah ternyata adalah sebuah sistem pendidikan, pelatihan, dan pengasuhan yang memberi manfaat dunia ahirat, lahir batin bagi pelaku atau pelaksananya.
Baca Juga: Muhasabah Pagi : Amalan Harian di Bulan Puasa Ramadhan, Pahala Dilipatgandakan (BAGIAN I)
Apabila manfaat ibadah hanya dinilai untuk kehidupan akhirat kelak saja, maka yang nampak dalam pelaksanaannya cukup atau hanya sebatas menggugurkan kewajiban dengan kualitas sangat standar.
Selain itu, pandangan ini juga berakibat dalam beribadah kita, tidak intergrited dengan realita dinamika dan kompetisi keduniawian yang penuh kendala, dan tantangan, serta kompetisi dengan
dengan makluk dan umat lain. Padahal di dunialah kita bertarung, bersaing serta saling berbagi dan memberi.
Jika kita tarik pemahaman ini dengan ibadah ibadah seperti shalat dan shaum, maka tampak signifikan, bagaimana para pakar kesehatan dan pakar psychologi, menjelaskan manfaat kesehatan fisik psykhis, kesehatan jiwa dan raga dari ibadah ibadah tersebut.
Baca Juga: Muhasabah Pagi : Bulan Puasa Ramadhan, Saat Pintu Ampunan Terbuka
Untuk shaum, Allah menjelaskan dalam satu firman-Nya: "...dan puasamu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" (QS Al-Baqarah: 184).
Untuk shalat, Allah juga berfirman: "Tegakan shalat untuk ingat kepada-Ku dan dengan ingat kepada-Ku hati akan menjadi tenteram (QS. Thaha [20]: 14; Ar Ra'd [13]: 28)
Ketenteraman hati menurut para pakar, adalah kunci dan awal kesehatan lahir batin serta produktifitas.
Dari ayat itu dapat dipahami, semua ibadah seperti shalat, shaum, umrah, haji, zakat, dan lain-lain tidak hanya akan memberikan kebaikan sisi akhirat berupa pahala, tetapi akan memberikan pula dampak kemanfaatan untuk kehidupan di dunia.
