Network
Literasi News - Hitungan lama hidup manusia di dunia ini sering kali dihubungkan dengan hitungan tahun. Sebab tahun menunjukkan kadar paling lama dibandingkan hitungan hari atau bulan.
Sesungguhnya Allah SWT mengingatkan bahwa suatu saat ketika manusia dibangkitkan kelak di akhirat, termasuk kita salah satu diantaranya. Maka kita akan merasakan hidup di dunia amat singkat, seakan kita hanya satu hari saja di dunia ini.
قٰلَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِى الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ
قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَسْئَلِ الْعَآدِّينَ
قٰلَ إِنْ لَّبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَّوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dia (Allah) berfirman, "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di Bumi? Mereka menjawab, Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung.
Dia (Allah) berfirman, "Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 112-114)
Ayat di atas mengingatkan kita yang masih diberikan kesempatan hidup di dunia, bahwa kehidupan dunia amatlah singkat, dibandingkan perjalanan panjang kita menuju destinasi terakhir kehidupan yang abadi kelak di akhirat.
Bagi seorang yang tidak beriman dunia merupakan tempat yang menentramkan dan dibuat nyaman, seakan dia akan hidup selamanya dan bahagia sebenarnya (QS. Yunus [10]: 7).
Sebaiknya bagi seorang mukmin kehidupan dunia akan selalu diwarnai dengan kerisauan dan kekhawatiran, bukan berkaitan dengan kehidupan dunia melainkan kerisauan dan kekhawatiran kesengsaraannya kelak di akhirat.
Baca Juga: Google Indonesia: Terdapat 21 Juta Pengguna Internet Baru Selama Tahun 2021
Kerisauan dan kekhawatiran tersebut bagi seorang mu'min akan menjadi pemicu agar terus berusaha untuk mengupayakan segala potensi hidupnya di dunia sehingga dapat bernilai untuk kehidupannya di akhirat kelak. Semoga bermanfaat.
