Network
Literasi News - Hari ini adalah 1443 tahun yang lalu Rasulullah SAW dan para sahabatnya hijrah, meninggalkan Kota Mekkah menuju Kota Yatsrib yang sekarang bernama Kota Madinah.
Hijrah pada saat itu merupakan bukti loyalitas ketaatan seseorang kepada pada Allah SWT dan Rasul-Nya, meninggalkan kampung halaman termasuk asset-asset di dalamnya menuju tempat baru. Tujuannya agar tegaknya syari'at Allah SWT. Hal ini diabadikan dalam salah satu firman-Nya yang menjelaskan:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجٰهَدُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ أُولٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Baqarah [2]: Ayat 218)
Pentingnya momentum hijrah dalam perkembangan sejarah peradaban dan perjuangan tegaknya syari'at Allah SWT, membuat peristiwa tersebut dijadikan dasar permulaan tahun dalam Islam dengan nama tahun Hijriah.
Secara kontekstual kata hijrah atau hijriah tidak hanya bermakna perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain, melainkan kata hijriah ini mengandung makna transformasi yaitu perubahan dari suatu keadaan yang tidak baik kepada keadaan yang baik.
Dalam beberapa ayat al-Qur'an Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu berhijrah dengan cara meninggalkan segala perbuatan yang mengandung dosa (al-Mudatstsir [74]: 5).
Selain itu, hijrah dengan cara menjauhi kultur dan kebiasaan yang tidak baik (al Muzzammil [73]: 10), hijrah dengan berupaya menjalankan segala perintah Allah SWT (al-Ankabut [29]: 26), dan hijrah dari pengaruh ideologi orang-orang kafir (an Nisa [4]: 89).
