Perilaku ingin mendapat penghargaan manusia ini dalam ayat lain dijelaskan sebagai bentuk kesombongan manusia (an-Nisā' [4]: 36-38), dan merupakan salah satu sifat orang yang munafiq (an-Nisā' [4]: 142).
Bagi seorang yang beriman kepada Allah SWT akan selalu menyandarkan segala usaha hanya kepada-Nya. Tidak ada artinya penghargaan dan kehormatan dari manusia jika Allah SWT menghinakannya.
Namun ketika Allah SWT telah memberikan gelar kehormatan dan kemuliaan bagi siapapun, maka tidak akan ada manusia yang akan dapat menghinakannya.
قُلِ اللَّهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
"Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Ali 'Imran [3]: Ayat 26). Semoga bermanfaat.***
(H. Asep Dadan Wildan, M.A)