Muhasabah Pagi: Pemutus Kelezatan Hidup, Hanya Menunggu Waktu

- 10 Februari 2021, 07:45 WIB
Muhasabah pagi: Pemutus Kelezatan Hidup, Hanya Menunggu Waktu
Muhasabah pagi: Pemutus Kelezatan Hidup, Hanya Menunggu Waktu /Hasbi NR/Literasi News

Literasi News - Rasulullaah SAW bersabda:

أكثروا ذكر هَاذِمِ اللَّذَّاتِ فإنه ما ذكره أحد فى ضيق من العيش إلا وسعه عليه ولا فى سعة إلا ضيقه عليه

“Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. Ibnu Hibban dan Al Baihaqi, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani).

Pernahkah kita membayangkan ketika terjaga dari tidur, tapi keadaan di sekitar kita sudah berbeda dengan sebelumnya. Melihat di sekeliling, kita tidak tahu, entah apa yang telah terjadi. Banyak orang yang sedang melihat sosok jasad yang sudah terbujur kaku.

Baca Juga: Samsat Keliling Kabupaten Bandung Hari Ini, Rabu 10 Februari 2021, Ada di 4 Tempat

Disana ada keluarga yang kita cintai menangis disamping sosok jasad tersebut. Saat dilihat jasad yang terbaring dan telah diselimuti oleh kain putih di tengah-tengah mereka ternyata kita.

Tidak lama kemudian jasad kita itu dibawa ke suatu tempat dan dimasukkan ke dalam lubang yang tidak lebih berukuran satu kali dua meter dan dalamnya tidak lebih dari dua meter.

Keluarga dan orang-orang dekat mengantarkan jasad kita hanya beberapa saat ke lubang tersebut. Setelah itu mereka pergi, kita pun perlahan mendengar suara langkah manusia yang lambat laun menghilang. Akhirnya ditemani sunyi, dan gelap karena ditinggal sendirian. Tidak ada lagi pasangan hidup maupun anak yang menemani.

Baca Juga: Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Hari Ini, Rabu 10 Februari 2021, Bisa Diunduh Bahannya

Keadaan inilah yang akan memutuskan kelezatan kehidupan dunia, siapapun pasti akan mengalaminya, hanya persoalan waktu yang membedakan.

Kita diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam hadist di atas untuk selalu mengingat hal ini agar kita tidak terlena oleh kehidupan dunia. Selama ini, boleh jadi, waktu kita disibukan oleh saling memperebutkan kenikmatan dunia, hanya satu tetes air di banding lautan samudera.

Padahal pada akhirnya nanti kita akan merasakan bahwa apa yang sudah kita perolej tidak akan ada artinya lagi. Semoga bermanfaat.***
(H. Asep Dadan Wildan, M.A)

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah