Gerbang Tani Jawa Barat Dukung Dirut Bulog Tolak Impor Beras

- 24 Maret 2021, 10:42 WIB
Ketua Umum Gerbang Tani Jawa Barat Jenal Murtado.
Ketua Umum Gerbang Tani Jawa Barat Jenal Murtado. /Dok. Literasinews/

Baca Juga: Muhasabah Pagi : Kematian Bukan Akhir Perjalanan Manusia, Melainkan Awal Kehidupan

“Kebijakan impor beras, sudah saatnya diakhiri karena selalu mengorbankan nasib petani. Apalagi petani selalu menghadapi persoalan saat proses pengolahan, mulai langkanya pupuk, sampai diserang hama," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, stok beras nasional hingga Mei 2021 diperkirakan mencapai 24,90 juta ton dan didorong hasil panen raya selama Maret-April. Sementara kebutuhan beras nasional diproyeksi mencapai 12,3 juta ton.

“Jika kebijakan impor beras ditujukan sebagai bagian dari operasi pasar untuk menyeimbangkan harga beras, keefektifannya pun patut diragukan. Sebab momentumnya menjelang panen raya,” katanya.

Baca Juga: BMKG : Waspada Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang di Jakarta Selatan Hari Ini, 24 Maret 2021

Baca Juga: Forkonas Percepatan Pembentukan Daerah Otonomi Baru Undang Wapres KH. Ma'ruf Amin Hadiri Silaturahim Nasional

Sementara petani Jatisari Kabupaten Karawang Yono menyampaikan, harga gabah saat ini anjlok, yang jelek atau rebah bisa di angka Rp3.000 per kg, sedangkan yang super atau yang paling bagus paling di angka Rp4.200 – 4.300 per kg.

“Yang paling utama karena musim hujan, terus ada juga karena ramai kabar soal impor beras,” ujarnya.

Dia berharap, pemerintah bisa membantu meningkatkan harga gabah, dengan demikian kesejahteraan petani bisa dirasakan. Karena sesungguhnya petani orang yang paling menentukan nasib generasi bangsa dengan konsisten menggarap sektor pangan.

“Kita berjuang di sektor pangan, harusnya lebih diperhatikan,” ujar Yono seraya menyampaikan jika sektor pangan lemah, negara juga bisa lemah.

Halaman:

Editor: Zaenal Mutaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah