Network
Literasi News - Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), Dondy Anggono Setyabudi mengatakan Implementasi teknologi pascapanen untuk mengolah cabai segar harus dipelajari dan diterapkan sejak di tingkat petani.
Apalagi, harga cabai hampir di seluruh wilayah Indonesia sedang mengalami kenaikan sejak beberapa waktu lalu, sementara kebutuhan masyarakat terhadap cabai terus meningkat.
Menurut Dondy, teknik penanganan cabai segar di mulai dari panen, pengumpulan di kebun, sortasi di lapang, pengemasan di lapang, transportasi ke Packing House Operation (PHO), penanganan di PHO, hingga transportasi ke pasar.
Baca Juga: Aksi Pencurian Tanaman Hias di Cianjur Terekam CCTV
“Proses sortasi dilakukan untuk mendapatkan cabai yang segar, berkualitas dan sehat. Setelah itu lakukan pengemasan dengan wadah kardus yang memiliki lubang-lubang untuk sirkulasi udara,” ujar dia.
Dikatakan Dondy, sampai sekarang masyarakat masih mengemas dengan kardus atau karung goni yang tidak memenuhi unsur sirkulasi udara.
Apabila sirkulasi udara dalam pengemasan tidak cukup, maka akan terjadi panas yang sangat tinggi. Akibatnya akan mengalami transpirasi yang sangat cepat. Hal itu menyebabkan cabai menjadi layu dan tangkainya berwarna cokelat.
Baca Juga: Real Madrid dan Manchester City Mulus Melaju ke Delapan Besar Liga Champions
Lebih lanjut, Dondy mengungkapkan, penataan cabai dalam kemasan sebaiknya teratur. Dalam satu kemasan kapasitasnya tidak melebihi 30 kilogram.
Sementara untuk sistem transportasi, sebaiknya menggunakan mobil yang suhu yang bisa dikontrol dan dilaksanakan pada malam atau sore hari.***
(Shofira Hanan)
