Badru menambahkan, sementara arus kendaraan dialihkan ke jalur alternatif yang kondisinya sangat tidak layak untuk dilalui.
Kepala Desa Malati, Naringgul, Ceceng Rustiasawan, jalan penghubung dua kabupaten itu merupakan akses utama masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial, pendidikan dan perekonomian.
"Warga yang akan menjual hasil bumi mereka, seperti gula aren dan hasil perkebunan mereka terpaksa harus menunggu hingga jalur benar-benar aman untuk dilalui," kata Ceceng.
Ceceng mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada dengan kondisi hujan berintensitas tinggi yang masih mengguyur kawasan itu.
"Potensi longsor masih terjadi, jika memang tidak terlalu mendesak agar tidak memaksakan untuk beraktivitas. Hujan deras masih mengguyur kawasan ini," ujarnya.***