Network
Literasi News - Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur, menyoroti dugaan kasus penganiayaan antar santri yang terjadi di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Itihad, Desa Bojang, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Cianjur, Sahli Saidi, menyesalkan dengan terjadinya kasus kekerasan yang dilakukan santri terhadap sesama rekannya yang terjadi di lingkungan ponpes.
Sahli menyebutkan, pihaknya akan segera memanggil pengelola sekaligus penanggungjawab Ponpes Al-Itihad untuk meminta kejelasan terkait dugaan aksi kekerasan itu.
Baca Juga: Ratusan Pegawai dan Anggota DPRD Cianjur Jalani Vaksinasi Covid-19
"Kami sangat menyesalkan dengan adanya dugaan kasus kekerasan itu. Apalagi, kejadiannya di dalam lingkungan pondok pesantren," kata Sahli, kepada wartawan, Senin 1 Maret 2021.
Atas kejadian itu, lanjut Sahli, Komisi D DPRD Cianjur mempertanyakan pengawasan serta pendidikan karakter terhadap santri yang dilakukan di lingkungan Ponpes Al-Itihad.
"Didikan gurunya seperti apa itu? Sampai terjadi hal seperti itu (pemukulan, red). Harus ada pengawasan dari gurunya itu, etikanya juga tingkah laku anak didiknya harus diperhatikan juga," tegasnya.
Baca Juga: Agar Diketahui Masyarakat, Sidkon Djampi Sosialisasikan Perda Pesantren dalam Masa Resesnya
Sahli pun meminta kepada pihak-pihak terkait untuk segera bertindak, sehingga kasus serupa tidak terjadi lagi di dunia pendidikan.
"Itu udah ranah pidana, apalagi sampai lukanya seperti itu. Kalau di instansi pendidikan agama tidak turun tangan, kita yang akan turun datangi ponpesnya," paparnya.
