Sementara peneliti madya Lapan, Rhorom Priyatikanto dalam keterangan tertulisnya mengatakan ada kemiripan antara dentuman keras di Buleleng dengan di Bone.
Sehingga Rhorom menduga suara dentuman di Buleleng Bali juga disebabkan karena adanya meteor besar yang jatuh.
Baca Juga: Jadwal Belajar dari Rumah di TVRI Hari Ini, Senin 25 Januari 2021, Unduh Bahannya di Sini
"Meteor itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan," kata Rhorom.
Dia melanjutkan, meteor yang diduga menjadi sumber dentuman keras di Buleleng memiliki ukuran awal beberapa meter dan lebih kecil jika dibandingkan dengan asteroid yang jatuh di Bone.
Rhorom menjelaskan, meteor yang telah mencapai permukaan Bumi tidak menimbulkan potensi bahaya karena tidak mengandung unsur radioaktif yang membahayakan.
"Mineral yang terkandung dalam meteori pun tidak berbahaya bagi lingkungan," kata Rhorom.(Daulat)