Luhut Binsar Pandjaitan & Kisah 6 Jam di AS yang Tak Pernah Terbayangkan

- 25 November 2020, 06:30 WIB
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendapat pengalaman tak terlupakan selama 6 Jam di Amerika Serikat
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendapat pengalaman tak terlupakan selama 6 Jam di Amerika Serikat /instagram/luhut.pandjaitan/
 
Literasi News - Beberapa waktu lalu, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat. Sesuai kunjuang itu, Luhut pun pulang ke Indonesia dengan membawa sejumlah "oleh-oleh" bagi negara.
 
Beberapa diantaranya ialah perjanjian investasi senilai 2 miliar dolar AS atau setara Rp28 triliun (kurs 1 dolar AS = Rp14.106) antara IDFC (International Development Finance Corporation) dengan SWF (Sovereign Wealth Fund) Indonesia, rencana kerja sama Pfizer dengan Biofarma terkait vaksin Covid-19, serta rencana kerja sama dengan sejumlah perusahaan investasi seperti Black Rock Inc., dan The Blackstone Group. 
 
 
Seluruh pertemuan berlangsung dalam satu hari di satu tempat yaitu di Gedung Putih, Washington DC. Luhut bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, Wapres AS Mike Pence, dan penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner yang juga menantu Donald Trump.
 
Dengan Mike Pence, Luhut sempat berbincang-bincang selama 15 menit membahas vaksin Covid-19. AS pun mau membantu melalui kerja sama Pfizer dengan Biofarma yang telah ditindakanjuti langsung oleh Menteri Kesehatan AS, Kementerian BUMN, dan BPOM.
 
Luhut juga bertemu dengan CEO IDFC yaitu Adam Boehler yang menandatangani langsung LoI (Letter of Interest) terkait investasi Rp28 triliun di Indonesia.
 
 
"Mimpi" 6 Jam
Bagi Luhut, kunjungan kerjanya kali ini ke Amerika Serikat, serasa mimpi. Hal itu ia ungkapkan dalam di akun IG-nya, luhut.pandjaitan, pada Senin, 23 November 2020.
Kisahnya itu ia tulis sambil mengisi waktu "senggang" di rumah.
 
Karena, untuk beberapa hari ke depan, Luhut menjalani isolasi mandiri. Sebuah protap bagi seseorang yang baru pulang dari luar negeri untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Begini kisah Luhut di AS. 
 
 
Saya tidak pernah membayangkan bahwa akan ada waktu suatu hari saya hampir selama 6 jam berada di White House, dan bahkan berkesempatan untuk diterima di Oval Office. Untuk mengisi waktu saya selagi menjalani karantina mandiri selama beberapa waktu ke depan, saya ingin berbagi sedikit cerita terkait kunjungan saya tersebut.
 
Didampingi oleh Dubes Muhammad Lutfi , saya sampaikan apresiasi Presiden @jokowi terhadap Presiden @realdonaldtrump yang telah memperpanjang GSP (General System Preference) kepada kita sehingga Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia yang mendapat peluang emas ini.
 
Saya ingin tekankan bahwa dengan negara manapun, selama bisa membantu kepentingan nasional, kita akan selalu menjaga hubungan baik, begitu pula dengan Amerika Serikat.
Selama 2 tahun terakhir, saya intens berkomunikasi dengan Jared Kushner, menantu Presiden Trump dan rekannya Adam Boehler, CEO IDFC yang notabene mereka adalah tangan kanan Presiden Trump.
 
 
Karena kedekatan itulah “LOI” investasi sebesar US$2 miliar dari IDFC kepada SWF Indonesia ditandatangani pada 19 November lalu. Ini adalah oleh-oleh yang besar karena keberadaan Amerika Serikat sebagai negara industri maju akan berpengaruh penting bagi perkembangan SWF di Tanah Air.
 
Selain pejabat Gedung Putih, banyak sekali Investor yang bertemu dengan rombongan kami untuk mengetahui perkembangan Indonesia hari ini, terlebih setelah disahkannya UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
 
Saya juga bertemu dengan sahabat saya dari IMF dan World Bank untuk membahas penanganan pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi nasional dan upaya Indonesia untuk menjaga dan memperbaiki kelestarian lingkungan hidup.
 
 
Berbagai respons baik saya terima selama kunjungan saya di sana adalah buah dari budaya dan adat ketimuran serta visi Presiden Joko Widodo yang sangat dikagumi oleh pemimpin negara manapun sehingga saya yakin Indonesia akan selalu menjadi mitra strategis bagi negara sahabat, tak terkecuali Amerika Serikat dalam ekonomi maupun geopolitik, siapapun pemimpinnya.
 
Saya berharap akan terus menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintahan AS berikutnya dan terbuka peluang kerjasama yang luas di berbagai bidang, tentunya dengan pembicaraan yang lebih intens. *** 
 

Editor: Dipo Sasono

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x