Literasi News – Jumlah korban tewas akibat gempa Maroko terus bertambah hingga menyentuh angka 2.122 orang.
Dikutip dari Reuters, upaya pencarian korban hilang dan belum ditemukan masih diupayakan tim darurat hingga ke desa-desa terpencil.
Berdasarkan laporan terbaru, korban luka mencapai angka 2.421 orang, dan sebagian besar korban selamat membutuhkan bantuan berupa air bersih, makanan, dan tempat berlindung.
Baca Juga: Wasekjen PKB Beri Penjelasan Lengkap Soal Subsidi BBM dan Tunjangan Ibu Hamil
Mayoritas korban gempa terpaksa menghabiskan malam dan tidur di luar ruangan hingga Minggu, 10 September 2023.
Sementara itu, tim darurat harus menghadapi tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terkena dampak paling parah di High Atlas.
High Atlas sendiri merupakan sebuah area pegunungan terjal di mana pemukiman seringkali terpencil dan banyak rumah hancur.
Baca Juga: Ketidakadilan Fiskal: Tantangan Jawa Barat dalam Pembangunan Daerah
Menurut laporan stasiun TV pemerintah, otoritas Maroko mengatakan pihaknya mungkin menerima tawaran bantuan dari negara lain dan akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan.
Gempa Mematikan Pertama dalam 6 Dekade Terakhir
Gempa berkekuatan M 6,8 dengan kedalaman 26 km mengguncang Maroko pada Jumat, 9 September 2023 lalu, menjadi bencana gempa terbesar dalam enam dekade terakhir.
Gempa mematikan terakhir tercatat mengguncang Maroko pada tahun 1960 silam yang menewaskan sekira 12.000 orang.
Gempa Rusak Warisan Budaya UNESCO
Tidak hanya menghancurkan sejumlah bangunan dan pemukiman warga, gempa Maroko juga menyebabkan kerusakan pada masjid bersejarah dari abad ke-12.
Gempa tersebut juga merusak sebagian Kota Tua Marrakesh, yang masuk dalam salah satu daftar situs Warisan Dunia UNESCO.***