Pidato Lengkap Presiden Jokowi dalam Pembukaan KTT G20 di Bali

15 November 2022, 16:41 WIB
Pidato Lengkap Presiden Jokowi dalam Pembukaan KTT G20 di Bali. /Twitter @setkabgoid

Literasi News - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di The Apurva Kempinski Bali, Kabupaten Badung, Bali, Selasa, 15 Agustus 2022.

Dihadapa negara dan anggota G20 ini Jokowi menyampaikan sejumlah hal penting diantaranya soal krisis yang sedang dihadapi dunia, kemudian rivalitas diantara negara-negara yang kian menajam, dan perang.

Berikut isi pidato resmi Jokowi dalam pembukaan KTT G20 di Bali :

Baca Juga: Simak! Link Streaming Puncak Acara KTT G20 di Bali 2022

"Yang Mulia Para Pemimpin, dengan ini saya nyatakan KTT G20 dibuka. Selamat datang di Bali, selamat datang di Indonesia. Merupakan kehormatan bagi Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20. Saya paham, perlu upaya yang luar biasa agar kita dapat duduk bersama di ruangan ini.

Para pemimpin yang saya hormati, dunia sedang mengalami tantangan luar biasa. Krisis demi krisis terjadi. Pandemi Covid-19 belum usai, rivalitas terus menajam, perang terjadi.

Dan dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan sangat dirasakan dunia terutama negara berkembang. 

Masalah pupuk jangan disepelekan. Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram.

Tingginya harga pangan saat ini dapat semakin buruk menjadi krisis tidak adanya pasokan pangan. Kelangkaan pupuk dapat mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia.

48 negara berkembang dengan tingkat kerawanan pangan tertinggi akan hadapi kondisi yang sangat serius. Selain itu, kita juga melihat tatanan dunia dan hukum internasional juga sedang diuji.

Baca Juga: Ketua Komisi X Pertanyakan Peran Kampus di Kasus Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol untuk Biaya Kegiatan

Yang Mulia, Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal.

Sebagai presidensi G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam, yang sangat lebar.

Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, menyisihkan perbedaan-perbedaan untuk menghasilkan sesuatu yang konkret, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia.

Yang Mulia, Indonesia memiliki 17.000 pulau,1.300 suku bangsa, serta lebih dari 700 bahasa daerah. Demokrasi di Indonesia berjalan dari tataran tingkat desa, pemilihan kades, sampai tataran negara, pemilihan presiden, gubernur, bupati & wali kota.

Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20.

We have no other option. Paradigm of collaboration is badly needed to save the world. We all have responsibility, not only for our people, but also for the people of the world. 

Being responsible means respecting international laws and principles of the UN Charter consistently. Being responsible means creating win-win, not zero-sum situations. 

Being responsible here also means that we must end the war. If the war does not end, it will be difficult for the world to move forward. 

If the war does not end, it will be difficult for us to take responsibility for the future of current generation dan future generations.

We should not divide the world into parts. We must not allow the world fall into another cold war.  

Baca Juga: Forum KTT G20 Resmi Dibuka, Isu Ancaman Krisis Pangan Dunia Menjadi Sorotan

Yang Mulia, Indonesia berharap G20 dapat terus menjadi katalis pemulihan ekonomi yang inklusif. Di tengah situasi yang sangat sulit, G20 terus bekerja agar menghasilkan capaian konkret,

mempersiapkan dana utk menghadapi pandemi mendatang melalui pandemic fund, membantu ruang fiskal negara berpendapatan rendah melalui resilience and sustainability trust, mendorong percepatan pencapaian SDGs,

menghasilkan ratusan kerja sama konkret, serta mendukung pemulihan ekonomi dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan melalui Bali Compact mengenai transisi energi. Kita tidak hanya bicara, tapi melakukan langkah-langkah nyata.

Akhir kata, mari kita perlihatkan kepada dunia bahwa kita dapat bersikap bijak, memikul tanggung jawab, dan menunjukkan jiwa kepemimpinan. Mari kita bekerja, dan mari kita bekerja sama untuk dunia. Recover together, recover stronger.

Yang Mulia, Itulah yang ingin saya sampaikan sebagai pembukaan. Selanjutnya kita akan mulai dengan diskusi tertutup. Oleh karena itu, dengan hormat saya minta awak media untuk meninggalkan ruang pertemuan. Terima kasih,".***

Editor: Abdul Rokib

Tags

Terkini

Terpopuler