Dinilai Membahayakan Jiwa Siswa Selama PJJ, Komisi X Minta Kurikulum 2013 Distop

- 10 November 2020, 07:10 WIB
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda meminta sekolah tidak menerapkan kurikulum 2013 selama PJJ berlangsung karena mengancam kesehatan jiwa.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda meminta sekolah tidak menerapkan kurikulum 2013 selama PJJ berlangsung karena mengancam kesehatan jiwa. /Literas news/Zaenal Mutaqin

Literasi News - Selama pandemi Covid-19, sistem pendidikan di Indonesia berubah total. Tak ada lagi kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Pembelajaran Jarak Jauh menjadi opsi paling memungkinkan walaupun menemui banyak kendala.

Mengadaptasi situasi yang ada, Mendikbud Nadiem Anwa Makarim telah mengeluarkan SK Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Melalui SK itu, Kemendikbud memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai kebutuhan pembelajaran siswa.

Ada tiga opsi yang bisa dipilih yaitu tetap menggunakan kurikulum 2013, menggunakan kurikulum darurat, atau memakai kurikulum yang sifatnya inisiatif dan adaptasi dari setiap sekolah. Namun, SK yang tidak tegas itu membuat sekolah bingung harus menerapkan kurikulum yang mana. Soalnya, kurikulum dasar yaitu kurikulum 2013 masih berlaku.

Baca Juga: Hore, 250 Ribu Guru Honorer Akan Diangkat Menjadi P3K

Perihal ini, Komisi X DPR RI sebagai mitra kerja Kemendikbud, sangat menyarankan agar sekolah mengambil opsi kedua atau ketiga. Soalnya, opsi pertama yaitu kurikulum 2013 dinilai membahayakan kesehatan jiwa.

"Apabila masih PJJ seperti saat ini, menerapkan kurikulum normal (2013) dalam sistem pendidikan di sekolah, akan membahayakan siswa dan orang tua siswa. Keduanya bisa depresi dan tertekan karena PJJ banyak keterbatasannya," kata Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, dalam sebuah lokakarya pendidikan di Cianjur, Senin, 9 November 2020.

Oleh karena itu, alangkah baiknya seluruh sekolah menerapkan opsi kedua atau ketiga dalam mendidik para siswanya. "Kalau masih ada yang menggunakan kurikulum normal, saya minta stop hari ini juga. Membahayakan," kata politisi dari PKB itu.

Baca Juga: Lagi Ramai Jadi Perbincangan, Penjaga Warung di Cianjur Mirip Anya Geraldine

Menurut Huda, dari kunjungannya ke beberapa daerah, masih ada sekolah yang memaksakan memakai kurikulum normal yaitu kurikulum 2013 di masa pandemi. "Efeknya panjang. Siswa bisa depresi. Orang tuanya pun stres karena mereka tidak pernah mendidik anaknya secara langsung dalam konteks pelajaran," katanya.

Halaman:

Editor: Dipo Sasono

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x