Network
Literasi News - Dalam sebuah acara, Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria menuturkan, penggunaan satelit untuk pendidikan bisa menjadi cara efektif dan efisien dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid. Selain itu, menggunakan satelit untuk memancarkan materi pendidikan, jauh lebih murah ketimbang pola yang dipakai pemerintah saat ini.
Saat ini, PJJ masih menjadi pilihan utama di sekolah-sekolah mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Sistemnya, melalui gawai sehingga membutuhkan kuota internet.
Di awal-awal PJJ, kuota menjadi beban tambahan bagi orangtua, siswa, dan pendidik. Pemeriintah lalu mengucurkan bantuan kuota internet yang diharapkan bisa mengurangi beban.
Baca Juga: Kuota Internet untuk Pendidikan Sedot Rp7,2 triliun, Pakai Satelit Pendidikan Hanya Rp3 Triliun
Untuk kuota internet itu, dana yang dikucurkan pemerintah mencapai Rp7,2 triliun. "Sementara, kalau memakai satelit pendidikan, hanya membutuhkan dana Rp3 triliun," kata Arif yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, pada Selasa 27 Oktober 2020.
Usulan yang diutarakan Arif, sebenarnya sudah diterapkan di daerah. Satu-satunya yang sudah melakukan itu ialah Kota Bandung melalui kanal TV Satelit Bandung 132.
Kanal Bandung 132 ini merupakan integrated broadband broadcasting, berbasis satelit tak berbayar. Teknologi IBB merupakan gabungan broadband dan broadcast serta android. Ini menjadikan penyiaran TV Bandung132 bersifat interaktif antara guru dan siswa, sekaligus menjadi yang pertama di Indonesia.
Baca Juga: PJJ Berujung Pelajar Bunuh Diri, Komisi X: Harusnya Kemendikbud Tegas Berlakukan Kurikulum Adaptasi
Untuk saat ini, kanal Bandung 132 diisi konten-konten pendidikan untuk SD dan SMP yang tayang sejak pukul 7.30. Kanal Bandung 312 mulai dikenalkan pada HUT ke-210 Kota Bandung, 25 September 2020 lalu.
