Literasi News - Selama masa pandemi Covid-19, aktivitas pendidikan terhambat sehingga diterapkan Pembelajaran Jarak Jauh menggunakan gawai. Untuk meringankan orang tua, peserta didik, dan pendidik, pemerintah pun memberi bantuan kuota internet.
Anggaran yang dikucurkan untuk kuota internet tersebut mencapai Rp7,2 triliun. Namun, sebenarnya ada cara yang jauh lebih murah dan efektif yaitu memanfaatkan satelit.
"Biaya untuk satelit pendidikan hanya sekitar Rp3 trilun," ujar Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, pada Selasa 27 Oktober 2020.
Baca Juga: Rp1,178 triliun untuk PJJ Pendidikan Agama Segera Disalurkan Kemenag, Usulan Disetujui Kemenkeu
Namun demikian, Arif menilai bahwa performa pemerintahan di tengah pandemi sudah sangat baik. "Ini terbukti dengan peluncuran 61 produk riset-inovasi Covid-19," ujarnya, dalam Bincang Asik "Refleksi Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-Amin” yang berlangsung secara virtual dan disiarkan langsung melalui saluran resmi Juru Bicara Presiden Republik Indonesia, M Fadjroel Rachman.
Peluncuran produk riset dan inovasi konsorsium Covid-19 dapat dimaknai sebagai kebangkitan inovasi Indonesia. Diharapkan produk-produk hasil riset dan inovasi dalam negeri dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia. Tidak hanya selama pandemi tapi juga untuk kebutuhan jangka panjang.
"Kita penuh dengan ketidakpastian yang luar biasa sehingga fleksibilitas adalah sebuah jawaban. Hal lain yang kita perlukan adalah bagaimana kemampuan kita memiliki pola pikir yang terus tumbuh,” imbuhnya.
Baca Juga: PJJ Berujung Pelajar Bunuh Diri, Komisi X: Harusnya Kemendikbud Tegas Berlakukan Kurikulum Adaptasi
Menurut dia, merespon perubahan seperti sekarang ini, maka pola pikir yang terus tumbuh adalah sesuatu yang sangat penting. Hal itu dikarenakan pola pikir harus tumbuh berkembang.