Surya mengatakan pesan yang disampaikan melalui pantun umumnya menekankan keseimbangan serta harmoni hubungan antar manusia, sebagaimana dikutip artikel tersebut yang telah terbit di Pikiran Rakyat dengan berjudul; UNESCO Akhirnya Tetapkan Pantun Jadi Salah Satu Warisan Budaya Takbenda
“Bagi Indonesia dengan keberhasilan penetapan pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda tidak lepas dari keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan,” tutur Surya.
Keterlibatan secara aktif itu baik pemerintah pusat dan daerah, berbagai komunitas terkait pantun seperti Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdung Morro turut berperan.
Tak hanya itu ada pula Komunitas Joget Dangdung Sungai Enam, Komunitas Gazal Pulau Penyengat, Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia.
Baca Juga: Rp1,8 Juta Untuk Guru PAI Non PNS Sudah Masuk Bank BTN, Cek di Sini untuk Pastikan Anda Penerimanya
“Sebagai nominasi Indonesia pertama diajukan bersama dengan negara lain, inskripsi pantun memiliki arti penting untuk Indonesia juga Malaysia, yang merefleksikan kedekatan dua negara serumpun yang berbagi identitas, budaya, serta tradisi Melayu,” tutur Surya.
Sementara bagi komunitas Melayu, pantun memiliki peran penting sebagai instrumen komunikasi sosial dengan bimbingan moral yang menekankan keseimbangan, harmoni, dan fleksibilitas hubungan serta interaksi antar manusia dalam syairnya.
Surya menyampaikan pantun bukan hanya sebagai indentitas Melayu, namun telah menjadi media pendukung dalam pemberdayaan ekonomi kreatif.
Pantun yang dilestarikan secara formal diajarkan juga di sekolah melalui kegiatan kesenian.
Surya pun mengharapkan Indonesia dan Malaysia mampu berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya dan memastikan pelindungan pantun sebagai Warisan Budaya Tak benda melalui keterlibatan aktif komunitas lokal di kedua negara tersebut.*** (Pikiran Rakyat/ Nurul Khadijah )